Athena (ANTARA) - Yunani bersiap menghadapi gelombang panas ekstrem pertama pada musim ini, dengan suhu udara diperkirakan akan meningkat di beberapa wilayah negara itu hingga mencapai lebih dari 40 derajat Celsius.

"Suhu udara di wilayah daratan akan mencapai puncaknya pada Jumat (14/7) dan Sabtu (15/7), hingga menyentuh 43 derajat Celsius. Ini bukannya belum pernah terjadi sebelumnya, ini terjadi setiap dua atau tiga tahun," tutur Panagiotis Giannopoulos, ahli meteorologi dari Badan Layanan Meteorologi Nasional Yunani (EMY), kepada Xinhua.

Menurut Giannopoulos, suhu udara yang tinggi diperkirakan akan bertahan selama enam hari, menimbulkan potensi risiko kesehatan, khususnya bagi warga lanjut usia (lansia) dan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan.

Di pusat kota Athena, suhu udara mencapai 39 derajat Celsius pada Kamis (13/7) dan diperkirakan naik hingga melampaui 40 derajat Celsius pada Jumat dan Sabtu, kemudian turun ke angka 39 dan 38 derajat Celsius masing-masing pada Minggu (16/7) dan Senin (17/7), menurut EMY. Mekanisme pencegahan di negara itu telah disiagakan. Sejumlah rumah sakit umum bersiaga, dan Kementerian Ketenagakerjaan Yunani pada Rabu (12/7) malam waktu setempat mengumumkan ketentuan khusus bagi karyawan di sektor publik dan swasta selama negara tersebut dilanda gelombang panas, seperti bekerja dari rumah dan perubahan jam operasional.
Orang-orang berlindung dari matahari di bawah payung di Athena, Yunani, 12 Juli 2023. (Foto oleh Panagiotis Moschandreou/Xinhua)


Yunani merupakan salah satu negara yang siap menghadapi gelombang panas, karena hampir setiap rumah, rumah sakit, restoran, dan hotel telah memasang penyejuk ruangan, kata Giannopoulos.

Tahun ini diperkirakan tidak akan menjadi gelombang panas paling intens dalam beberapa tahun terakhir, tetapi serangkaian upaya pencegahan telah diterapkan, imbuhnya.

Seorang pria mencuci di air mancur untuk mendinginkan dirinya di Athena, Yunani, 12 Juli 2023. (Foto oleh Panagiotis Moschandreou/Xinhua)

Orang-orang berlindung dari matahari di bawah payung di Athena, Yunani, 12 Juli 2023. (Foto oleh Panagiotis Moschandreou/Xinhua)


"Model-model perubahan iklim menunjukkan bahwa gelombang panas diperkirakan akan lebih sering terjadi di wilayah Mediterania dan di negara kita dalam beberapa dekade mendatang," tutur Giannopoulos.

Sudah selama tiga dekade terakhir, ibu kota Yunani mengalami gelombang panas lima kali lebih sering dibandingkan periode antara 1961 hingga 1990, lanjutnya.

Yunani, Siprus, dan Israel, yang memiliki sistem pemantauan cuaca bersama, menamai gelombang panas ini "Cleon".