Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Perdagangan menggelar rapat kerja tahunan untuk mempertajam rencana-rencana kerja yang telah ditetapkan. Juga mengoptimalkan perwakilan perdagangan di luar negeri melalui diplomasi, lobi dan negosiasi, pengamanan, serta penjajakan kerja sama perdagangan regional maupun global.




Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, dalam rapat kerja sejak kemarin hingga besok itu, di Jakarta, menyatakan, rapat kerja ini penting demi persiapan Indonesia menghadapi tantangan perekonomian dunia. Karena itu diperlukan sinergi pada semua pemangku kepentingan.




"Sinergi positif ini perlu ditingkatkan guna mencapai satu kepentingan bersama, yaitu penguatan perdagangan Indonesia dalam memantapkan perekonomian nasional bagi kesejahteraan rakyat yang berkeadilan," katanya.




Ada beberapa hal penting jadi perhatian pada rapat kerja ini, di antaranya dampak perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas global berujung perlamatan kinerja ekspor Indonesia.




Ketergantungan terhadap harga dunia ini harus segera disikapi dengan kebijakan yang tepat mengingat Indonesia merupakan penghasil utama dunia dari beberapa komoditas di antaranya lada, karet, kopi, minyak kelapa sawit, dan cokelat.




Pelemahan perekonomian di beberapa negara juga menyebabkan terciptanya kecenderungan peningkatan hambatan non tarif dari beberapa negara mitra dagang Indonesia. Pada sisi inilah seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri untuk harus mengantisipasi hambatan-hambatan di pasar internasional.




"Kami berharap masing-masing perwakilan dapat melakukan upaya-upaya yang diperlukan baik melalui diplomasi perdagangan maupun kegiatan promosi yang tepat, terutama bagi negara yang neraca perdagangannya defisit bagi Indonesia," kata dia.




Indonesia sangat menarik bagi perdagangan internasional, mendorong pelaku usaha dan negara-negara mitra mengoptimalisasi perdagangan dalam negeri Indonesia.




Pada sisi lain, Kementerian Perdagangan bertekad menguatkan sistem distribusi nasional sehingga akan terwujud efisiensi sistem logistik nasional. Peningkatan daya saing tidak saja dilihat dari sisi distribusi, namun juga dari sisi kualitas produk. (*)