Hujan lebat landa Korsel sebabkan pemadaman listrik dan evakuasi
14 Juli 2023 13:30 WIB
Arsip - Sebuah jalan terputus akibat banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di pusat kota Chungju, sekitar 105 kilometer tenggara Seoul, Korea Selatan (2/8/2020). ANTARA/REUTERS/Dept Pemadam Kebakaran Korsel/aa. (REUTERS/Local Firefighters Dept courtesy)
Seoul (ANTARA) - Pemerintah Korea Selatan meminta pejabatnya siaga penuh menghadapi puncak curah hujan di musim panas di mana hujan lebat melanda negara tersebut pada Jumat, menyebabkan pemadaman listrik dan memaksa lebih dari seratus orang untuk mengungsi.
Lebih dari 4.000 rumah mengalami pemadaman listrik di ibu kota, Seoul, yang disebabkan oleh hujan deras yang dimulai pada Minggu menyebabkan 135 orang terpaksa mengungsi di seluruh negara tersebut, data diperoleh pada Jumat, pukul 06.00 waktu setempat, demikian menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel.
Satu orang dinyatakan hilang di kota di selatan Busan sedangkan satu orang terluka di Provinsi Jeolla Selatan.
Dalam pertemuan dengan badan-badan pemerintah, Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan bahwa "jaminan tidak ada korban jiwa" adalah hal terpenting dan memerintahkan para pejabat untuk siaga. Lebih dari 10.500 polisi ditugaskan menjaga lalu lintas dan menambah patroli.
Musim panas lalu, ibu kota Seoul dilanda banjir yang disebabkan oleh hujan terlebat dalam 115 tahun, merendam kediaman yang terletak di bawah tanah di kawasan dataran rendah, termasuk Distrik Gangnam yang sebagian besar merupakan kawasan makmur.
Korea Utara juga mengalami hujan deras dan kemungkinan akan membuka pintu air di bendungan-bendungan di sungai yang mengalir di antara kedua negara, tambah Han.
"Hujan deras diperkirakan turun di Provinsi Hwanghae dan kita perlu untuk mempersiapkan dengan matang atas kemungkinan Korea Utara membuang air dari Bendungan Hwanggang," katanya, memperingatkan kawasan utara.
Pembukaan pintu air itu, seringkali tanpa peringatan dari Pyongyang, telah menyebabkan penambahan volume air di sungai-sungai pada tahun-tahun sebelumnya, menyebabkan banjir dan korban tewas di Korsel.
Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani hubungan dengan Korea Utara, mengatakan pada Jumat bahwa bulan lalu mereka telah mengirimkan pesan untuk meminta adanya peringatan atas dibukanya pintu air namun tidak menerima balasan dari Korea Utara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belasan orang tewas dan hilang akibat banjir di Korsel
Baca juga: Banjir dan longsor sebabkan 21 orang tewas di Korea Selatan
Baca juga: Hujan deras berkurang di Seoul di tengah kerusakan akibat banjir
Lebih dari 4.000 rumah mengalami pemadaman listrik di ibu kota, Seoul, yang disebabkan oleh hujan deras yang dimulai pada Minggu menyebabkan 135 orang terpaksa mengungsi di seluruh negara tersebut, data diperoleh pada Jumat, pukul 06.00 waktu setempat, demikian menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel.
Satu orang dinyatakan hilang di kota di selatan Busan sedangkan satu orang terluka di Provinsi Jeolla Selatan.
Dalam pertemuan dengan badan-badan pemerintah, Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan bahwa "jaminan tidak ada korban jiwa" adalah hal terpenting dan memerintahkan para pejabat untuk siaga. Lebih dari 10.500 polisi ditugaskan menjaga lalu lintas dan menambah patroli.
Musim panas lalu, ibu kota Seoul dilanda banjir yang disebabkan oleh hujan terlebat dalam 115 tahun, merendam kediaman yang terletak di bawah tanah di kawasan dataran rendah, termasuk Distrik Gangnam yang sebagian besar merupakan kawasan makmur.
Korea Utara juga mengalami hujan deras dan kemungkinan akan membuka pintu air di bendungan-bendungan di sungai yang mengalir di antara kedua negara, tambah Han.
"Hujan deras diperkirakan turun di Provinsi Hwanghae dan kita perlu untuk mempersiapkan dengan matang atas kemungkinan Korea Utara membuang air dari Bendungan Hwanggang," katanya, memperingatkan kawasan utara.
Pembukaan pintu air itu, seringkali tanpa peringatan dari Pyongyang, telah menyebabkan penambahan volume air di sungai-sungai pada tahun-tahun sebelumnya, menyebabkan banjir dan korban tewas di Korsel.
Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani hubungan dengan Korea Utara, mengatakan pada Jumat bahwa bulan lalu mereka telah mengirimkan pesan untuk meminta adanya peringatan atas dibukanya pintu air namun tidak menerima balasan dari Korea Utara.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belasan orang tewas dan hilang akibat banjir di Korsel
Baca juga: Banjir dan longsor sebabkan 21 orang tewas di Korea Selatan
Baca juga: Hujan deras berkurang di Seoul di tengah kerusakan akibat banjir
Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: