Jakarta (ANTARA News) - Laju kenaikan harga bawang merah dan putih yang mencapai 100 persen menjadi Rp65 ribu per kilogram pada sepekan terakhir tidak menyurutkan niat sebagian warga DKI Jakarta untuk memburu ponsel pintar terbaru BlackBerry Z10.

"Saya punya tiga ponsel pintar, dua BlackBerry dan satu iPhone 4S serta satu iPad," kata Diana warga Jatiwaringin Kota Bekasi kepada ANTARA News ketika mengantre BB Z10 di pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Jumat.

Diana yang mengantre selama setengah jam itu mengatakan ponsel pintar BlackBerry digunakan sebagai alat komunikasi dengan mitra bisnisnya di luar negeri seperti di China, Hongkong, Thailand, dan Singapura.

Sebagai distributor jam tangan untuk wilayah Indonesia Timur, Diana merasa membutuhkan aplikasi pengiriman pesan BlackBerry (BlackBerry Messenger/BBM) untuk saling berkirim pesan termasuk berkirim foto produk dengan mitra-mitra bisnisnya.

"Saya berharap dapat mengirim pesan BBM lebih cepat dengan kemungkinan kegagalan sistem (hang) lebih kecil dibanding BlackBerry versi sebelumnya," kata Diana tentang BB Z10.

Meksipun BlackBerry menawarkan paket penjualan berupa cicilan dengan bunga nol persen selama 12 bulan dari kartu kredit sebuah bank, banderol harga Rp6,999 juta untuk satu unit BB Z10 sempat menjadi pertimbangan bagi Diana ketika sebelum membeli secara menyicil.

"Jika hanya sebagai ibu rumah tangga, saya mempertimbangkan kenaikan harga kebutuhan pokok. Siapa bilang ibu rumah tangga tidak panik dengan kenaikan harga bawang?" kata Diana.

Diana pun membedakan fungsi perangkat komunikasi bagi pebisnis sekaligus ibu rumah tangga seperti dirinya dengan ibu rumah tangga pada umumnya.

Dalam sebulan, Diana mengaku mengalokasikan Rp1 juta rupiah untuk mengisi pulsa empat perangkat komunikasi genggamnya.

Berbeda dengan Diana yang sempat mempertimbangkan kenaikan harga kebutuhan pokok, pengantre lain BB Z10, Dita, tidak begitu mempermasalahkan kenaikan harga kebutuhan pokok seperti bawang sebelum membeli perangkat komunikasi kelas premium.

"Karena sudah ada alokasi khusus untuk (membeli) kebutuhan pokok dan produk ini (BB Z10)," kata Dita yang juga mengantre selama setengah jam.

Warga Jakarta Barat itu mengaku, "Saya gak tahu harga bawang. Yang beli kebutuhan pokok bukan saya."

Dita mengatakan berani membeli BlackBerry terbaru dengan cicilan nol persen meski belum tahu spesifikasi teknis maupun fitur-fitur yang terdapat dalam perangkat itu.

"Saya sih mau coba (cari tahu spesifikasi), tapi sepertinya harganya sesuai," kata Dita yang menjadi karyawati perusahaan swasta selain ibu rumah tangga.

Dita mengatakan setiap bulan membelanjakan sekitar Rp125 ribu untuk mengisi pulsa satu perangkat BlackBerry miliknya.

"Saya baru tahu sedikit (tentang BB Z10), tapi karena mirip (ponsel) Android jadi saya tertarik," kata Dita.

Namun, Dita mengaku belum pernah menggunakan ponsel Android ataupun iPhone Apple. Dita bertahan menggunakan ponsel pintar asal Kanada itu karena terlanjur terbiasa dengan aplikasi pengiriman pesan BlackBerry.

Promo penjualan BlackBerry Z10 dengan cicilan nol persen juga menjadi alasan Dede mengambil keputusan untuk membeli perangkat bersistem operasi BB10 itu dan mengesampingkan harga kebutuhan pokok yang melonjak dalam sepekan.

"Karena (pembelian) ini kredit, jadi ringan. (Dibayar) dengan gaji per bulan. (Saya) tidak begitu terpengaruh dengan kenaikan harga kebutuhan pokok," kata Dede yang telah mendapatkan BB Z10 berwarna putih.

Bagi Dede, BlackBerry telah menjadi alat komunikasi wajib untuk berhubungan dengan keluarga, saudara, maupun teman-teman kerjanya yang seringkali menggunakan aplikasi BBM.

Aplikasi BBM, menurut Dede, lebih baik dibandingkan aplikasi lain yang memiliki kemampuan serupa di berbagai sistem operasi seperti LINE ataupun Whatsapp.

Sebagaimana Dita, Dede mengatakan belum mencoba ataupun mengetahui detail spesifikasi serta aplikasi pada perangkat yang baru dibelinya.

"Tapi, banyak yang mengatakan (BB Z10) menarik karena fiturnya juga lebih bagus dan lebih cepat aksesnya," kata Dede yang berprofesi sebagai koki di sebuah hotel di Jakarta.

Dede yang telah mempunyai dua unit ponsel BlackBerry menghabiskan sekitar Rp180 ribu per bulan untuk belanja pulsa.

Walapun lonjakan harga bawang tidak mempengaruhinya saat membeli BB Z10, Dede mengatakan kenaikan harga bawang merah dan bawang putih justru berdampak pada pekerjaannya sebagai koki.

"Karena bawang penting buat rasa (masakan). Kalau bawang putih dan bawang merah dikurangi, rasa (masakan) juga (akan) turun," kata Dede.

BlackBerry Z10 hanya salah satu dari deretan gadget segmen premium yang masuk pasar Indonesia pada awal 2013 seperti LG Optimus G, Sony Xperia Z dan Xperia ZLdengan harga di atas Rp6 juta.

Selain tiga merek ponsel pintar itu, produsen lain yang diperkirakan akan mendatangkan produk premium di Indonesia yaitu HTC One dan Samsung Galaxy S4.

Pada waktu yang sama, harga dua komoditas pokok yaitu daging sapi dan bawang telah merambat naik antara 30 persen hingga 100 persen per kilogramnya.