Optimalisasi ini dilakukan untuk menghasilkan inovasi yang efektif menciptakan peluang bisnis baru, namun dengan tetap menjaga risiko.
"Inovasi lembaga keuangan dapat lebih kreatif dan leluasa dengan pemahaman mendalam tentang profil nasabah dan risikonya yang ada di laporan kredit historis," kata Abimanyu dalam acara The 4th Asia Credit Reporting Network (ACRN) Conference pada Kamis, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta.
Dengan menggali informasi dari laporan kredit, dirinya berpendapat penyedia layanan keuangan dapat mendalami karakter, kelayakan kredit, dan profil risiko calon debitur dengan lebih akurat berdasarkan preferensi risiko dan jenis layanan yang mereka miliki, seperti keuangan digital, teknologi finansial (financial technology/fintech), atau urun dana.
Dengan mengintegrasikan data laporan kredit ke dalam platform dan aplikasi digital, lembaga keuangan dapat mempercepat proses registrasi, analisis kredit, persetujuan, dan pemantauan selama pinjaman berjalan. Ini akan meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi pekerjaan manual, dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Lebih jauh, Abimanyu menjelaskan bahwa pemanfaatan laporan kredit juga mampu meningkatkan kemampuan deteksi dan pencegahan fraud di sektor layanan keuangan.
“Akses informasi kredit yang komprehensif dari sumber terpercaya memungkinkan inovasi lembaga keuangan lebih mudah diwujudkan untuk mendukung pengembangan strategi bisnis ke depan," katanya pula.
Tidak hanya itu, ujar dia lagi, dengan memanfaatkan data laporan kredit, lembaga dapat menggali peluang baru, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mengembangkan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Adapun kegiatan The 4th ACRN Conference bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran laporan kredit dalam memacu inovasi layanan keuangan dan mencari solusi atas tantangan yang dihadapi.
ACRN merupakan organisasi industri pelaporan kredit di Asia yang anggotanya terdiri dari lembaga penyedia infrastruktur pelaporan kredit sembilan negara, termasuk PEFINDO Biro Kredit IdScore yang mewakili Indonesia.
ACRN berperan dalam memajukan industri pelaporan kredit dengan fokus pada isu-isu terkini dan membantu anggotanya mengambil langkah proaktif dalam menghadapi perubahan lingkungan yang terus berkembang.
Baca juga: IdScore : UMKM perlu jaga skor kredit untuk permudah akses pembiayaan
Baca juga: IdScore: Kenaikan suku bunga BI tak akan langsung pengaruhi perbankan