Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan progres program Smart Kampung dalam forum internasional ASEAN Smart City Network (ASCN) yang dihadiri 10 delegasi dari negara anggota ASEAN dan kegiatan ini dibuka langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Bali.

"Banyuwangi dipilih menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam ASEAN Smart City Network bersama dengan Jakarta dan Makassar. Kemarin kami memaparkan perjalanan layanan digital di Banyuwangi yang dimulai sejak 2015 dengan program Smart Kampung," ujar Bupati Ipuk dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.

Melalui digitalisasi, menurut dia, pelayanan publik bisa berjalan lebih efektif dan cepat, dan program Smart Kampung yang dikembangkan di Banyuwangi merupakan program Pengembangan Desa Terintegrasi yang memadukan penggunaan TIK dengan kegiatan ekonomi produktif, ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, dan upaya pengentasan kemiskinan.

Ipuk menjelaskan bahwa program Smart Kampung untuk memudahkan pelayanan publik hingga tingkat desa, yang dipadu dengan pemberdayaan.

"Ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi warga," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga mengaku senang dapat menggali berbagai inovasi baru di dunia internasional dalam tata kelola kota cerdas.

Salah satunya, lanjut dia, seperti yang disampaikan oleh masing-masing ASCN National Representatives (NRs) dan Chief Smart City Officers (CSCOs). Ataupun narasumber yang khusus didatangkan, seperti Ngy Chanphal dari Kamboja.

"Ada banyak gagasan menarik yang kami dapatkan. Ini nantinya akan kami kaji lebih lanjut, mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Banyuwangi," ujar ipuk.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sekaligus ASCN National Representatives untuk Indonesia, Safrizal ZA mengatakan, Banyuwangi adalah salah satu percontohan daerah yang menerapkan smart city dengan baik.

"Di Indonesia ada beberapa daerah yang dijadikan percontohan smart city. Di antaranya DKI Jakarta untuk level provinsi, Makassar untuk kota dan Banyuwangi untuk kabupaten," kata dia.

Menurut Safrizal, inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Melainkan hal itu menyasar pada penerapan pengelolaan perkotaan yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi serta kemudahan.

"Banyuwangi adalah contoh yang tepat. Di mana dengan keterbatasan anggaran mampu mengimplementasikan pelayanan publik berbasis digital. Bahkan, Banyuwangi bisa dibilang berhasil meningkatkan geliat ekonomi daerahnya," ucap dia.

Baca juga: Pemkot rumuskan konsep Sabang jadi kota cerdas unggulan wisata bahari
Baca juga: Tiga penyuap Yana Mulyana didakwa beri suap Rp888 juta
Baca juga: Pimpinan DPRD dorong tata kelola jaringan digital di Surabaya