Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan M Ramadhan di Banjarmasin, Kamis, menyatakan gerakan ini harus dilakukan intensif karena kasus DBD di kota ini terus naik.
Bahkan, ungkap dia, jumlah kasus penyakit yang ditimbulkan nyamuk aedes aegypti tersebut selama berjalan enam bulan tahun ini sudah melampaui jumlah kasus tahun lalu.
Menurut dia, jumlah kasus DBD tahun 2022 lalu sebanyak 62 orang yang terinfeksi virus DBD, namun dalam pertengahan tahun 2023 ini sudah mencapai 64 kasus.
"Bahkan tahun ini sudah ada tiga pasien DBD yang meninggal dunia," ungkap M Ramadhan.
Dinyatakan dia, penyebaran kasus DBD cukup tinggi tahun ini disebabkan cuaca yang tidak menentu, yakni kadang panas kadang hujan yang menyebabkan tingkat perkembangbiakan nyamuk cukup tinggi.
Apalagi, ungkap dia, Banjarmasin yang merupakan daerah dataran rendah dan rawa, hingga genangan air mudah terjadi.Menurut catatannya, kasus DBD terbanyak selama setengah tahun ini, berada di wilayah Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara.
"Ada sebanyak 10 kasus DBD di daerah Sungai Andai itu, ini tertinggi. Makanya untuk gerakan hari demam berdarah ASEAN kemarin kita laksanakan di wilayah itu," tuturnya.
Ramadhan terus mengingatkan dan mengedukasi masyarakat untuk terus menerapkan 5M guna menanggulangi pertumbuhan jentik-jentik dari nyamuk aedes aegypti.
"Jika ada kejadian segera kita lakukan penyelidikan etimologi dan kalau benar positif kita lakukan fogging," demikian kata Ramadhan.
Baca juga: Kemenkes ajak sekolah dan siswa berperan cegah DBD
Baca juga: Ada tiga tahapan pencegahan kasus DBD di DKI Jakarta
Baca juga: Kemarin, kerugian gempa Bantul hingga DBD saat El Nino
Baca juga: Kemenkes ajak sekolah dan siswa berperan cegah DBD
Baca juga: Ada tiga tahapan pencegahan kasus DBD di DKI Jakarta
Baca juga: Kemarin, kerugian gempa Bantul hingga DBD saat El Nino