Angka-angka terbaru mengungkapkan penurunan inflasi yang mengejutkan, yang telah memicu harapan akan prospek positif. Tetapi, investor belum bergairah untuk langsung masuk meramaikan pasar guna melakukan akumulasi.
"Sering kali ada reaksi pasar awal yang menggembirakan terhadap rilis CPI AS yang positif. Reli ini sering berlangsung antara 5 dan 15 menit," kata Fyqieh dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian setelah reli, ia menyebutkan harga mulai melemah dan menjadi bull trap. Harga kripto, terutama Bitcoin kemudian cenderung mencari likuiditas.
Menurut Fyqieh, salah satu penyebab gagalnya kenaikan harga Bitcoin yakni pelaku pasar masih yakin kebijakan Bank Sentral AS, The Fed, masih akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 25-26 Juli mendatang.
"Perlu dicatat bahwa kenaikan suku bunga nanti berpotensi menjadi yang terakhir dalam siklus saat ini," ungkapnya.
Meskipun inflasi utama cenderung lebih rendah dan mendekati target 2 persen dengan cepat, tetapi indeks harga konsumen untuk makanan dan energi masih sangat tinggi, yang menyebabkan ketakutan akan munculnya kembali inflasi yang lebih tinggi.
Baca juga: Tokocrypto prediksi harga Bitcoin capai 34.000 dolar AS di bulan ini
Baca juga: Bappebti catat jumlah investor kripto tumbuh 0,87 persen di Mei 2023
Baca juga: Analis: Rupiah menguat dipengaruhi data inflasi AS yang rendah
Baca juga: Dolar semakin menukik di Asia setelah inflasi AS melambat