Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pihak melanjutkan aksi membersihkan sampah di kawasan pesisir Hutan Mangrove Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, salah satunya personel peduli lingkungan hidup dari Polda Metro Jaya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Polisi Angga Surya Saputra mengatakan bahwa Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto meminta jajarannya untuk bergabung dalam aksi membersihkan sampah di kawasan pesisir Hutan Mangrove Muara Angke.

"Kamis pagi, kami ikut membersihkan sampah di Hutan Mangrove Muara Angke. Rencananya kegiatan mulai pukul 09.00 WIB," kata Angga melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis dini hari.

Kendati demikian, Angga belum memerinci berapa banyak jumlah personel yang akan diturunkan di dalam aksi peduli lingkungan Polda Metro Jaya itu.

"Pagi nanti kita lihat jumlahnya," kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menerjunkan 200 petugas gabungan Dinas Lingkungan Hidup dari Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu untuk membersihkan sampah di pesisir Hutan Mangrove Muara Angke pada hari Rabu (12/7).

Dalam aksi tersebut, sekitar 50 meter kubik sampah telah berhasil ditangani petugas secara manual menggunakan keranjang atau dengan mesin ekskavator amfibi. Namun, aksi bersih-bersih sampah itu belum selesai.

Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara M. Chusaeri memperkirakan pembersihan seluruh sampah di Hutan Mangrove Muara Angke hingga selesai akan memakan waktu tiga hari, atau selesai pada Jumat (14/7) mendatang.

Menurut Chusaeri, waktu tiga hari dibutuhkan karena wilayah pesisir Hutan Mangrove Muara Angke yang tertutupi sampah memiliki panjang antara dua hingga tiga kilometer, dari mulai ujung Kaliadem sampai Ecomarine Tourism Mangrove Muara Angke.

Sampah yang menumpuk di kawasan tersebut, menurut Chusaeri, berasal dari 12 aliran sungai di Jakarta yang bermuara ke laut lalu terbawa ombak ke bibir pantai kala perairan sedang pasang.

"Memang dipastikan sampah dari laut. Warga di sini memang tidak ada yang membuang sampah ke laut karena di darat disediakan tempat pembuangan," kata dia.

Chusaeri berharap warga Jakarta dapat mengurangi penggunaan plastik. Pasalnya, sampah yang diangkut petugas pada Rabu didominasi oleh sampah plastik, antara 60 persen dani 80 persen plastik.

Setelah diangkat, sampah-sampah itu dibawa dahulu dengan 5 unit kapal (dua dari Sudin LH Kepulauan Seribu dan tiga dari Sudin LH Jakarta Utara) menuju daratan. Setelah di daratan, diangkut lagi dengan truk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

"Kami hari ini menyiapkan enam (truk) tripper kecil, satu tripper besar, dua mobil pikap, tetapi yang dimuat (sampah) hari ini tiga tripper besar," kata Chusaeri.

Baca juga: Peneliti BRIN sarankan lokalisir sampah yang menuju Hutan Mangrove
Baca juga: Tumpukan sampah di Hutan Mangrove Muara Angke berasal dari dua titik