"Sebanyak 280 penyuluh pertanian disiapkan untuk membantu petani dalam pengembangan pertanian tahun 2023 di sejumlah wilayah yang masuk dalam program ini," kata Menejer Readsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Roy Maruddin di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan ratusan penyuluh pertanian ini telah mengikuti pelatihan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan Pemprov Sulteng beberapa waktu lalu.
Pengembangan SDM bertujuan untuk memperkuat teori dalam implementasi program di lapangan sehingga penyuluh lebih aktif melakukan pendampingan kepada petani.
"Skema yang dibangun yakni kolaborasi antara petani dan penyuluh dalam menyukseskan program inovasi ini, karena penyuluh memiliki disiplin ilmu yang sifatnya teknis, sedangkan petani pelaku di lapangan, karena implementasi lapangan memerlukan teori dan praktik," tuturnya.
Ia menuturkan kemajuan sektor pertanian saat ini tidak hanya sekedar menggarap lahan, menanam dan memanen hasil produksi, tetapi petani juga memiliki peluang menjalankan kegiatan usaha pertanian.
Baca juga: Bulog Sulteng tambah 316 ribu liter MinyaKita di Pasar Induk Palu
Baca juga: Disperindag Kota Palu fasilitasi 100 IKM dapat sertifikat halal
Peluang terbuka saat ini salah satunya, teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan serta jasa alat mesin pertanian (UPJA), guna meminimalkan biaya perawatan alsintan, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.Baca juga: Bulog Sulteng tambah 316 ribu liter MinyaKita di Pasar Induk Palu
Baca juga: Disperindag Kota Palu fasilitasi 100 IKM dapat sertifikat halal
"Sebagian besar kegiatan pertanian saat ini telah menggunakan peralatan dan mesin modern, sehingga peluang ini perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif membantu ketahanan ekonomi petani," ucapnya.
Dikemukakannya, berbagai strategi pemerintah melakukan intervensi peningkatan kesejahteraan petani, dan Readsi salah satu konsep yang dinilai cokok dalam pengembangan sektor pertanian.
Di Sulteng tahun ini, program tersebut dilaksanakan di lima daerah yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tolitoli, Buol dan Kabupaten Banggai dengan jumlah petani yang telah mengikuti pembekalan sebanyak 150 orang.
"Kementerian Pertanian (Kementan) memperpanjang program ini hingga 2024, harapannya petani telah mendapat penguatan kapasitas dapat menjadi mentor bagi petani lainnya di wilayah masing-masing," ujar Roy.
Ia menambahkan, selain Readsi masih ada sejumlah program inovasi lainnya dijalankan di Sulteng, di antaranya konsep pertanian cerdas atau smart farming, urban farming yang difokuskan pada kawasan perkotaan dengan memanfaatkan lahan sempit.
Kemudian, konsep pertanian terpadu yakni meningkatkan variasi sumber pendapatan petani, menurunkan biaya produksi dengan penggunaan bahan organik dari ternak maupun limbah sisa pertanian untuk menyuburkan lahan.
"Tujuan utama program ini selain peningkatan kesejahteraan petani, untuk penguatan ketahanan pangan daerah maupun nasional," demikian Roy.
Baca juga: Bupati: Festival Durian bantu kesejahteraan petani di Parigi Moutong
Baca juga: Kementan bantu perluas pasar ekspor durian Parigi Moutong Sulteng
Baca juga: Bupati: Festival Durian bantu kesejahteraan petani di Parigi Moutong
Baca juga: Kementan bantu perluas pasar ekspor durian Parigi Moutong Sulteng