Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus melakukan rapat konsultasi dengan pimpinan Komisi I DPR RI membahas mengenai pencalonan delapan duta besar (dubes) luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara sahabat untuk RI. Kedelapan negara tersebut yakni Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, Republik Angola, Kerajaan Swedia, Republik Islam Iran, Republik Demokratis Rakyat Laos, Republik Siprus, Republik India, dan Republik Argentina.
"Tadi kami telah membahas delapan dubes ya, delapan dubes yang akan ditempatkan di Jakarta kebetulan seluruhnya berkantor di Jakarta," kata Lodewijk di Gedung Nusantara II, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Dia lantas mengatakan bahwa tiga dubes dari Eropa yakni Britania Raya dan Irlandia Utara, Siprus, dan Swedia menjadi perhatian dalam rapat tersebut. Sebab, adanya larangan terhadap produk kelapa sawit yang dihasilkan Indonesia oleh negara-negara Uni Eropa.

Baca juga: Presiden Jokowi terima surat kepercayaan delapan dubes negara sahabat
"Karena sementara ini kan kita ada isu menarik pertama kita di-banned embargo terkait dengan minyak sawit, yang mereka ingin minyak bunga matahari, ya. Bunga matahari sebanyak berapapun kan pasti kalah lah dengan sawit yang satu tandan aja bisa jadi berapa liter katakan demikian," tuturnya.

Isu yang menjadi perhatian berikutnya, kata dia, ialah terkait dengan International Monetary Fund (IMF) yang meminta Indonesia untuk mempertimbangkan kembali mengenai kebijakan hilirisasi tambang terkait pelarangan ekspor hasil tambang mentah, terutama nikel.

Lodewijk menyebut kebijakan hilirisasi itu dibuat Indonesia agar dapat meningkatkan nilai tambah komoditas nikel.

"Kita harapkan tiga Dubes ini tolong dipengaruhi sehingga dia bisa ngomong ke pemerintah masing-masing bagaimana, kenapa Indonesia mengambil kebijakan tersebut, kemudian ada juga Dubes dari Argentina, kemudian dari India," ujarnya.

Sementara itu, Lodewijk pun mensyukuri Angola yang akhirnya mau membuka kantor kedutaannya di DKI Jakarta, setelah sebelumnya negara di benua Afrika itu membuka kantor kedutaannya di Singapura.

"Memang Angola saya katakan tadi memang nilai perdagangan kita masih kecil di sana, tetapi bagaimana untuk kemudian dapat lebih mengembangkan perekonomian kedua negara," kata dia.

Baca juga: Sejumlah dubes negara sahabat akui peran penting RI di dunia
Baca juga: Presiden Jokowi melantik 12 duta besar untuk negara sahabat