Ke-21 ekor kucing itu sebelumnya mengalami gejala kejang dan mengeluarkan air seni.
Baca juga: KPKP Jakarta Utara targetkan 5.500 hewan dapat vaksinasi rabies
Lalu, petugas menjadikan salah satu kucing yang mati itu untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan. Menurut Suharini, pemeriksaan dilakukan agar menghindari spekulasi dugaan penyebab kematian puluhan kucing.Baca juga: KPKP Jakarta Utara targetkan 5.500 hewan dapat vaksinasi rabies
"Agar mendapatkan diagnosis penyebab kematian kucing-kucing tersebut," kata Suharini.
Suharini mengatakan bahwa hasil dari pemeriksaan di laboratorium itu diperkirakan akan keluar kurang lebih tiga hari.
"Tiga hari sih biasanya ya. Kalau kemarin diambil, ya, hari Selasa, sekarang Rabu. Ya sesegera mungkin kalau sudah ada, hasilnya saya akan 'share' kembali," ujar Suharini.
Suharini meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang tengah dilakukan.
Baca juga: Terduga pelaku pembunuh kucing di Matraman diperiksa polisi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI belum bisa mengatakan penyebab kematian kucing tersebut akibat keracunan atau lain sebagainya. Menurut Suharini, perlu mengetahui lengkap kronologinya.Baca juga: Terduga pelaku pembunuh kucing di Matraman diperiksa polisi
"Mudah-mudahan dua hari ke depan (sudah keluar hasilnya). Hari Kamis atau Jumat," kata Suharini.
Pada video yang beredar di akun Instagram @seputar.sunter, terlihat sejumlah video kucing yang terkapar di jalan. Kucing tersebut mengalami kejang-kejang sebelum akhirnya mati.
Bukan hanya kucing jalanan yang berkeliaran di Sunter, terdapat juga kucing peliharaan yang dilaporkan mati dengan kondisi serupa.