Ketum Kadin: Pendidikan vokasi untuk hadapi bonus demografi
12 Juli 2023 17:18 WIB
Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat saat diwawancarai awak media massa di Padang, Rabu, (12/7/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Padang (ANTARA) - Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat mengatakan pendidikan vokasi merupakan salah satu kunci untuk menghadapi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia.
"Kunci menghadapi bonus demografi ini adalah pendidikan vokasi," katanya di Padang, Rabu, saat memberikan kuliah umum bertajuk "Generasi muda pengusaha: Potret masa depan Indonesia" yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas.
Untuk mengimplementasikan pendidikan vokasi, perguruan tinggi memiliki peran penting. Sebab, kampus harus bisa memastikan setiap mahasiswa memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya.
Menurut dia, penting bagi perguruan tinggi untuk membekali mahasiswa dengan keahlian yang cocok dengan dirinya. Jika hal itu diimplementasikan, diyakini bonus demografi akan menjadi kekuatan besar bagi Indonesia.
"Jadi pelajar atau mahasiswa harus dibekali dengan keahlian yang cocok baginya di masa depan," kata dia menegaskan.
Kemudian, dalam menghadapi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, pemerintah juga perlu memerhatikan tenaga kerja terutama buruh.
"Para tenaga kerja (buruh) di Tanah Air juga harus diberikan reskilling dan upskilling," ujarnya.
Menurutnya, apabila langkah-langkah tersebut tidak dilakukan maka bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan bagi pertumbuhan perekonomian nasional justru bisa menjadi kerugian besar.
Oleh karena itu, bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2032 harus betul-betul disiapkan terhadap kelompok usia produktif agar memiliki pengetahuan dan keahlian khusus.
Ia menambahkan di era industri 4.0 semua elemen masyarakat harus siap bersaing dengan pihak manapun termasuk dengan negara-negara luar. Jika tidak, maka yang terjadi ialah evolusi sosial.
Baca juga: Megawati minta BRIN pertajam riset bonus demografi
Baca juga: Jokowi: Pembelajaran sepanjang hayat penting untuk setiap orang
Baca juga: Menhan ajak generasi muda optimalkan bonus demografi
"Kunci menghadapi bonus demografi ini adalah pendidikan vokasi," katanya di Padang, Rabu, saat memberikan kuliah umum bertajuk "Generasi muda pengusaha: Potret masa depan Indonesia" yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas.
Untuk mengimplementasikan pendidikan vokasi, perguruan tinggi memiliki peran penting. Sebab, kampus harus bisa memastikan setiap mahasiswa memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya.
Menurut dia, penting bagi perguruan tinggi untuk membekali mahasiswa dengan keahlian yang cocok dengan dirinya. Jika hal itu diimplementasikan, diyakini bonus demografi akan menjadi kekuatan besar bagi Indonesia.
"Jadi pelajar atau mahasiswa harus dibekali dengan keahlian yang cocok baginya di masa depan," kata dia menegaskan.
Kemudian, dalam menghadapi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, pemerintah juga perlu memerhatikan tenaga kerja terutama buruh.
"Para tenaga kerja (buruh) di Tanah Air juga harus diberikan reskilling dan upskilling," ujarnya.
Menurutnya, apabila langkah-langkah tersebut tidak dilakukan maka bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan bagi pertumbuhan perekonomian nasional justru bisa menjadi kerugian besar.
Oleh karena itu, bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2032 harus betul-betul disiapkan terhadap kelompok usia produktif agar memiliki pengetahuan dan keahlian khusus.
Ia menambahkan di era industri 4.0 semua elemen masyarakat harus siap bersaing dengan pihak manapun termasuk dengan negara-negara luar. Jika tidak, maka yang terjadi ialah evolusi sosial.
Baca juga: Megawati minta BRIN pertajam riset bonus demografi
Baca juga: Jokowi: Pembelajaran sepanjang hayat penting untuk setiap orang
Baca juga: Menhan ajak generasi muda optimalkan bonus demografi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: