Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) mengumumkan akan menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan Chevron New Energy Internasional untuk mengembangkan bisnis panas bumi.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan perjanjian kerja sama tersebut akan ditandatangani dalam EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023.

“Hal ini merupakan upaya nyata kami dalam mencapai target kapasitas terpasang yang dikelola oleh PGE (installed capacity, own operations) sebesar 1 Gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu.

Nota kesepakatan (MoU) dengan PEMA akan ditandatangani oleh PGE untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Seulawah, Provinsi Aceh.

Selain itu, PGE juga melakukan kerja sama dengan Chevron New Energy International untuk mengembangkan South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 MW.

Selain melakukan pengembangan WKP, Julfi menyampaikan bahwa PGE juga akan bekerjasama dengan PT Kaishan Orka Indonesia dan PT Schlumberger Geophysics Nusantara untuk meningkatkan penggunaan teknologi PGE melalui binary technology dan steam recovery method.

Selain itu, untuk terus mendorong komersialisasi karbon pada produksi listrik yang bersumber dari panas bumi, PGE juga akan mengumumkan kerja samanya dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga.

Julfi mengatakan menyambut baik EBTKE ConEX 2023 yang dianggap sebagai gelaran yang penting untuk mempromosikan energi bersih.

“Selain menjadi ajang mempromosikan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia, kegiatan ini merupakan momentum PGE untuk berlari lebih kencang dalam mengembangkan bisnisnya ke depan,” katanya.

Baca juga: Pengamat: Kinerja PGEO sinyal positif bagi pengembangan EBT Indonesia
Baca juga: RUPST Pertamina Geothermal setujui bagi dividen 30 juta dolar AS
Baca juga: PGE tumbuhkan laba 49,3 persen menjadi Rp715 miliar di kuartal I 2023