Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya mulai mengidentifikasi dan memetakan lokasi yang diprediksi terdampak kekeringan sebagai salah satu strategi mengantisipasi dampak fenomena El Nino di sektor pertanian.
Mentan Syahrul mengumpulkan sekitar 1.600 jajarannya di pusat dan daerah lewat kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2023 di Jakarta, Rabu, untuk menyusun dan memperkuat strategi menghadapi El Nino dan krisis pangan.

"Dari data-data yang kami miliki, dari aktualisasi data yang telah kita coba lakukan ke daerah-daerah, pangan kita dalam data cukup aman tetapi kita tidak boleh PD (percaya diri) karena cuaca buruk kita hadapi. Ini yang kita bicarakan, berapa besar daerah-daerah di Indonesia yang menjadi daerah merah, berapa besar daerah hijau dan berapa daerah kuning," katanya.

Kementan akan memetakan peta potensi produksi pangan untuk menentukan strategi yang tepat dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.

Daerah-daerah itu terbagi menjadi daerah hijau yang memiliki air dan kecukupan alam; daerah kuning yang dinilai punya pasokan air dan kecukupan alam yang pas-pasan sehingga perlu mendapatkan intervensi; serta daerah merah yang sangat minus secara produksi.

Baca juga: Mentan genjot produksi di 500 ribu hektare lahan menghadapi El Nino

Baca juga: Mentan: Pengaktifan PG Sindanglaut tingkatkan minat petani
Menurut Mentan, di daerah hijau nantinya pihaknya akan melakukan booster untuk memacu produktivitas. Sementara itu di daerah kuning akan dilakukan intervensi berupa penanaman varietas yang tahan kering, perbaikan irigasi dan embung hingga program Taxi Alsintan (alat mesin pertanian).

"Daerah merah itu berarti daerah yang sangat minus. Kita berharap lumbung pangan oleh Pak Bupati bisa disiapkan di situ sehingga kekuatan dari daerah yang surplus harus bisa mencapai daerah yang merah," katanya.

Mentan Syahrul menegaskan pentingnya menjaga komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melakukan akselerasi dan upaya-upaya maksimal untuk pemenuhan pangan nasional seperti saat ini.

Oleh karena itu, ia berharap melalui Musrenbangtannas 2023, pemerintah bisa mengatur langkah yang harus dilakukan di seluruh wilayah. Ia juga meminta setiap kota, kabupaten dan provinsi memiliki peta jalan untuk mempersiapkan pangan dalam kondisi cuaca buruk yang diprediksi memasuki puncak pada Agustus-September 2023.

"Musrenbangtannas ini penting dan strategis dalam menyikapi berbagai tantangan pangan terutama dengan hadirnya El Nino, cuaca buruk, krisis pangan dunia yang memang menjadi warning (peringatan) global," katanya.

Setidaknya ada sembilan strategi yang akan dilakukan Kementan untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan fenomena El Nino di sektor pertanian.

Pertama, mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan; kedua, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan; ketiga, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam; serta keempat, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi.

Kelima, penyediaan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tanaman (OPT); keenam, program 1.000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino; ketujuh, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri; kedelapan, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian; serta kesembilan, penyiapan lumbung pangan.

"Ada akselerasi percobaan di 1.000 hektare di setiap kabupaten yang harus kita sepakati untuk menjadi konsentrasi kita untuk mempersiapkan produksi pangan yang bisa kita pakai untuk menjadi cadangan menghadapi El Nino dan serangan krisis pangan dunia yang mengancam kita," kata Syahrul Yasin Limpo.

Baca juga: Mentan sebut penggunaan alsintan dapat percepat swasembada gula

Baca juga: Jokowi perintahkan Mentan genjot produksi beras antisipasi El Nino