Richard Sam Bera : jangan takut gagal
13 Maret 2013 18:28 WIB
Mantan atlit bulutangkis era Olimpiade 1992, Susi Susanti (kanan) bersama atlet renang, Richard Sam Bera (kiri) dan penyanyi Internasional Anggun (tengah) hadir dalam kampanye mendukung tim Indonesia di Olimpiade London 2012, di Jakarta. (ANTARA/Agus Apriyanto)
Jakarta (ANTARA News) - Mantan atlet renang Indonesia Richard Sam Bera mengajak generasi muda untuk tidak takut gagal dalam menjalani hidup karena kegagalan akan mengantarkan pada kemenangan.
"Seorang anak kecil yang tidak pernah terjatuh tidak akan mampu untuk berjalan. Begitu juga dengan kehidupan, jangan takut untuk gagal," kata Richard dalam acara "Surat untuk Indonesia" di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, ia mengakui bahwa setiap orang sulit menerima kegagalan. Tidak ada orang yang mau gagal dalam usahanya.
Ia pun kemudian membagi pengalamannya merasakan kegagalan saat remaja. Saat Richard masih berusia 14 tahun, pelatihnya memintanya untuk bertanding dalam kejuaraan terbuka.
Saat itu, ujarnya perenang nasional Daniel Budiman juga ikut serta dalam kejuaraan tersebut.
"Saat itu Daniel sudah kuliah di Amerika, sementara saya baru berumur 14 tahun. Pertandingannya di Ujung Pandang (sekarang Makassar)," ujarnya.
Pada saat pertandingan, Richard terus menempel Daniel, namun ia gagal mengikuti kecepatan Daniel, terpaut 10 detik.
"Usai pertandingan, semua orang menertawai saya. Tapi pelatih saya punya pendapat berbeda. Dia ingin saya belajar kecepatannya untuk memecahkan rekor Daniel tersebut," kenang dia.
Berkat kerja keras dan semangat untuk memperbaiki kekalahan, Richard berhasil memecahkan rekor Daniel tersebut pada tahun berikutnya.
"Kegagalan itu penting, karena bisa belajar banyak dari kegagalan," ujar Richard.
"Seorang anak kecil yang tidak pernah terjatuh tidak akan mampu untuk berjalan. Begitu juga dengan kehidupan, jangan takut untuk gagal," kata Richard dalam acara "Surat untuk Indonesia" di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, ia mengakui bahwa setiap orang sulit menerima kegagalan. Tidak ada orang yang mau gagal dalam usahanya.
Ia pun kemudian membagi pengalamannya merasakan kegagalan saat remaja. Saat Richard masih berusia 14 tahun, pelatihnya memintanya untuk bertanding dalam kejuaraan terbuka.
Saat itu, ujarnya perenang nasional Daniel Budiman juga ikut serta dalam kejuaraan tersebut.
"Saat itu Daniel sudah kuliah di Amerika, sementara saya baru berumur 14 tahun. Pertandingannya di Ujung Pandang (sekarang Makassar)," ujarnya.
Pada saat pertandingan, Richard terus menempel Daniel, namun ia gagal mengikuti kecepatan Daniel, terpaut 10 detik.
"Usai pertandingan, semua orang menertawai saya. Tapi pelatih saya punya pendapat berbeda. Dia ingin saya belajar kecepatannya untuk memecahkan rekor Daniel tersebut," kenang dia.
Berkat kerja keras dan semangat untuk memperbaiki kekalahan, Richard berhasil memecahkan rekor Daniel tersebut pada tahun berikutnya.
"Kegagalan itu penting, karena bisa belajar banyak dari kegagalan," ujar Richard.
Pewarta: Indriani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: