BSI ungkap langkah ekspansi perbankan syariah RI ke Timur Tengah
11 Juli 2023 21:36 WIB
Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim dalam webinar ‘Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia’ yang digelar secara virtual, Jakarta, Selasa (11/7/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim mengungkap langkah ekspansi yang akan dilakukan perbankan syariah Indonesia ke beberapa kota di Timur Tengah yakni Dubai, Mekah, dan Madinah.
“Pertama kita duga akan terjadi yang kita sebut dengan go global, yaitu go global ini adanya perbankan syariah Indonesia yang akan memiliki kantor cabang penuh di Dubai, Mekkah, Madinah sehingga kita lihat bahwa perkembangan dari Indonesia akan global,” kata Adiwarman dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Dalam webinar ‘Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia’ yang digelar secara virtual itu, Adiwarman juga menjelaskan bahwa saat ini industri perbankan syariah Indonesia tengah mempersiapkan untuk menggagas Bullion Bank atau Bank Emas. Adapun Bullion Bank merupakan bank yang melakukan transaksi jual beli logam mulia.
“Industri perbankan syariah Indonesia ini akan go deeper, karena kita akan masuk lebih dalam ke dalam karakter perbankan syariah dengan adanya Bullion Bank atau Bank Emas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia manambahkan bahwa akan ada aksi korporasi dari industri perbankan syariah di Indonesia untuk lebih fokus dalam melayani kebutuhan perumahan bagi masyarakat Indonesia.
Adapun pada acara yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan industri keuangan syariah Indonesia tengah menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah tercatat telah mencapai Rp2.420 triliun per Maret 2023.
“Data terbaru per Maret 2023, aset industri keuangan syariah telah meningkat mencapai Rp2.420 triliun atau senilai 160 miliar dolar AS, tumbuh positif sebesar 19,52 persen year on year. Tentunya perkembangan ini cukup memberikan harapan dan optimisme kita terhadap masa depan industri keuangan syariah Indonesia,” ujar Inarno.
Hal itu ditunjukkan dengan Indonesia yang menduduki peringkat ke-3 dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022. Selain itu, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia dalam sektor fintech juga menunjukkan potensinya. Inarno mencatat, Indonesia juga bertengger di peringkat ke-3 dalam Global Islamic Fintech Index 2022.
Baca juga: SMF- BSI luncurkan efek beragun aset syariah pertama di Indonesia
Baca juga: BSI perkuat UMKM Centre guna tingkatkan daya saing ekspor UMKM
“Pertama kita duga akan terjadi yang kita sebut dengan go global, yaitu go global ini adanya perbankan syariah Indonesia yang akan memiliki kantor cabang penuh di Dubai, Mekkah, Madinah sehingga kita lihat bahwa perkembangan dari Indonesia akan global,” kata Adiwarman dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Dalam webinar ‘Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia’ yang digelar secara virtual itu, Adiwarman juga menjelaskan bahwa saat ini industri perbankan syariah Indonesia tengah mempersiapkan untuk menggagas Bullion Bank atau Bank Emas. Adapun Bullion Bank merupakan bank yang melakukan transaksi jual beli logam mulia.
“Industri perbankan syariah Indonesia ini akan go deeper, karena kita akan masuk lebih dalam ke dalam karakter perbankan syariah dengan adanya Bullion Bank atau Bank Emas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia manambahkan bahwa akan ada aksi korporasi dari industri perbankan syariah di Indonesia untuk lebih fokus dalam melayani kebutuhan perumahan bagi masyarakat Indonesia.
Adapun pada acara yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan industri keuangan syariah Indonesia tengah menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah tercatat telah mencapai Rp2.420 triliun per Maret 2023.
“Data terbaru per Maret 2023, aset industri keuangan syariah telah meningkat mencapai Rp2.420 triliun atau senilai 160 miliar dolar AS, tumbuh positif sebesar 19,52 persen year on year. Tentunya perkembangan ini cukup memberikan harapan dan optimisme kita terhadap masa depan industri keuangan syariah Indonesia,” ujar Inarno.
Hal itu ditunjukkan dengan Indonesia yang menduduki peringkat ke-3 dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022. Selain itu, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia dalam sektor fintech juga menunjukkan potensinya. Inarno mencatat, Indonesia juga bertengger di peringkat ke-3 dalam Global Islamic Fintech Index 2022.
Baca juga: SMF- BSI luncurkan efek beragun aset syariah pertama di Indonesia
Baca juga: BSI perkuat UMKM Centre guna tingkatkan daya saing ekspor UMKM
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: