Manulife: RI penerima manfaat diversifikasi rantai pasok Asia
11 Juli 2023 20:31 WIB
Tangkapan layar Head of Global Macro Strategy, Asia, Manulife Investment Management, Sue Trinh saat memberikan paparan dalam acara 2022 Mid-Year Investment Outlook - Manulife Investment Management secara daring yang dipantau di Jakarta, Selasa. (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Co-Head Global Macro Strategy Manulife Investment Management Sue Trinh menyebutkan Indonesia menjadi salah satu negara yang menerima manfaat dari diversifikasi rantai pasok di Asia yang tidak lagi terpusat di China.
Di samping itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang berpotensi diuntungkan oleh deglobalisasi, dimana negara-negara maju mulai mengurangi ketergantungan pada negara maju lain.
“Kami berpendapat bahwa India, Vietnam, Korea Selatan, Malaysia Indonesia dan Taiwan adalah penerima banyak manfaat dari tren tersebut,” kata Sue Trinh dalam Media Briefing daring diikuti di Jakarta, Selasa.
Negara-negara tersebut, menurutnya, telah mencatatkan peningkatan arus masuk investasi asing atau foreign direct investment (FDI) yang tidak lagi berfokus ke China.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan selain deglobalisasi, demografi juga akan menjadi tema yang dapat menguntungkan investor.
Ia mencontohkan negara-negara dengan populasi yang didominasi masyarakat berusia tua saat ini membutuhkan lebih banyak bagi proyek-proyek untuk membuat lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca juga: Manulife Asset Management: Rantai pasok di Asia mulai terdiversifikasi
Baca juga: Manulife Aset Management: Inflasi tahan laju pertumbuhan ekonomi Asia
“Mengingat lansia terutama terpapar risiko lingkungan yang lebih berbahaya seperti polusi udara,” katanya.
Investasi yang berfokus pada pengurangan emisi karbon juga dipandang akan lebih menguntungkan bagi negara maju yang sudah bergerak lebih dulu untuk mencapai emisi karbon nol.
Namun demikian, investasi pada sektor lain seperti komoditas dinilai tetap akan berkembang dan memberikan keuntungan, terutama investasi pada komoditas yang menopang kebutuhan transisi energi ke arah yang lebih hijau.
Baca juga: Manulife imbau masyarakat manfaatkan reksa dana untuk dana pendidikan
Baca juga: MAMI : Pasar obligasi membaik seiring berakhirnya kenaikan suku bunga
Di samping itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang berpotensi diuntungkan oleh deglobalisasi, dimana negara-negara maju mulai mengurangi ketergantungan pada negara maju lain.
“Kami berpendapat bahwa India, Vietnam, Korea Selatan, Malaysia Indonesia dan Taiwan adalah penerima banyak manfaat dari tren tersebut,” kata Sue Trinh dalam Media Briefing daring diikuti di Jakarta, Selasa.
Negara-negara tersebut, menurutnya, telah mencatatkan peningkatan arus masuk investasi asing atau foreign direct investment (FDI) yang tidak lagi berfokus ke China.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan selain deglobalisasi, demografi juga akan menjadi tema yang dapat menguntungkan investor.
Ia mencontohkan negara-negara dengan populasi yang didominasi masyarakat berusia tua saat ini membutuhkan lebih banyak bagi proyek-proyek untuk membuat lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca juga: Manulife Asset Management: Rantai pasok di Asia mulai terdiversifikasi
Baca juga: Manulife Aset Management: Inflasi tahan laju pertumbuhan ekonomi Asia
“Mengingat lansia terutama terpapar risiko lingkungan yang lebih berbahaya seperti polusi udara,” katanya.
Investasi yang berfokus pada pengurangan emisi karbon juga dipandang akan lebih menguntungkan bagi negara maju yang sudah bergerak lebih dulu untuk mencapai emisi karbon nol.
Namun demikian, investasi pada sektor lain seperti komoditas dinilai tetap akan berkembang dan memberikan keuntungan, terutama investasi pada komoditas yang menopang kebutuhan transisi energi ke arah yang lebih hijau.
Baca juga: Manulife imbau masyarakat manfaatkan reksa dana untuk dana pendidikan
Baca juga: MAMI : Pasar obligasi membaik seiring berakhirnya kenaikan suku bunga
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: