Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penerbit buku, Insight First Indonesia, menargetkan penjualan 3.000 buku per hari di semester II-2023, seiring dengan semakin pesatnya pemasaran buku melalui platform social-commerce.

Adapun dari target tersebut, sebanyak 67 persen akan dicapai dengan penjualan melalui ekosistem afiliator di platform TikTok.

"Untuk mengejar target ini, kami bekerja sama dengan percetakan agar dapat mengakomodir permintaan," ucap CEO of Insight First Group Marlina Iryatie di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan hingga saat ini penjualan buku oleh Insight First Indonesia mencapai kisaran 800 buku per hari. Namun jika terdapat momen flash sale, penjualan bisa mencapai 1.000 buku per hari.

Dengan ekosistem afiliatornya, TikTok memberikan peluang bagi individu, khususnya ibu rumah tangga, influencer, dan merek, untuk menghasilkan pendapatan tambahan dan memperluas bisnis.

Semakin banyaknya pengguna dan popularitas TikTok yang terus meningkat, ekosistem afiliator TikTok dapat menjadi platform yang menarik untuk pertumbuhan ekonomi dengan menghubungkan pengguna dengan merek atau produk yang relevan..

Marlina mengungkapkan pihaknya memanfaatkan peluang tersebut untuk memasarkan buku-buku nonfiksi. Sebuah cara non konvensional yang dahulu masih dipandang sebelah mata, namun saat ini menjadi begitu fenomenal.

Salah satu buku yang cukup banyak terjual oleh Insight First Indonesia berjudul Quranic Law of Attraction, dimana berhasil terjual lebih dari 50 ribu eksemplar sejak dirilis dua tahun lalu.

Tak hanya berbisnis, inisiatif ekosistem afiliator TikTok yang dimanfaatkan oleh Insight First Indonesia pun berhasil memberdayakan para ibu rumah tangga yang mengikuti program afiliasi.

"Melalui program afiliasi, mereka dapat memanfaatkan kreativitas, originalitas, dan pengaruh sosial mereka untuk mempromosikan buku-buku Insight First Indonesia, serta mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang dihasilkan," tuturnya.

Dengan demikian, dia menilai inisiatif ini tidak hanya memberikan pemberdayaan ekonomi kepada ibu rumah tangga, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan menciptakan jalan baru untuk perdagangan dan memperluas jangkauan bisnis.

Maka dari itu, semakin banyaknya ibu rumah tangga yang memanfaatkan kesempatan ini dan memperkuat semangat kewirausahaan, akan terdapat pula perubahan transformatif dalam lanskap sosial-ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Baca juga: Indonesia jadi pasar paling potensial dalam penjualan buku di BBW
Baca juga: Pedagang buku beralih ke daring karena penjualan konvensional sepi
Baca juga: IKAPI dan Bekraf gairahkan penjualan buku ke luar negeri lewat IPP