Jakarta (ANTARA) - Ekonom Samudera Indonesia Corporate University Ebi Junaidi menilai pangsa pasar sukuk Indonesia tumbuh 15,8 persen dari tahun 2014-2021, menandai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan sektor perbankan.

“Untuk pasar sukuk, kita terus terang menjadi leading. Kita tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor perbankan dan juga negara lain. Walaupun juridiction share dari Global Islamic Asset kita cuman 1,9 persen, tetapi untuk sukuk issuance kita di 15,8 persen, jadi hampir 8 kali lipat dari percentage kita dibanding dengan negara lain,” kata Ebi dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Dalam seminar ‘Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia’ yang digelar secara virtual itu, Ebi menjelaskan penerbitan sukuk di Indonesia didominasi oleh sukuk negara atau sovereign sukuk sebesar 20 persen dari pasar sukuk negara global.

Sementara sukuk korporasi atau corporate sukuk mendominasi hanya sekitar 2,2 persen dari pangsa pasar sukuk korporasi global. Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperbesar pembiayaan melalui obligasi negara.

"Dan yang juga menarik adalah penerbitan sukuk Indonesia ini didominasi oleh negara. Jadi 20 persen pasar sovereign sukuk global itu adalah pasarnya Indonesia seperlimanya. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah memperbesar pembiayaan melalui obligasi, sementar itu corporate sukuk masih 2,2 persen," ujar Ebi.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan sukuk korporasi outstanding melalui penawaran umum konsisten bergerak naik sepanjang 2018 hingga 2022.

Per Desember 2022, tercatat nilai outstanding penerbitan sukuk mencapai Rp42,5 triliun. Nilai tersebut meningkat 22,23 persen dari nilai outstanding sukuk korporasi pada tahun sebelumnya sebesar Rp34,77 triliun.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan nilai outstanding pada tahun 2018 tercatat senilai Rp21,3 triliun, maka jumlahnya meningkat 99,53 persen. Oleh karena itu secara rata-rata, nilai outstanding sukuk korporasi tumbuh 19,65 persen.
Baca juga: Kadin: Indonesia maksimalkan sukuk hijau guna wujudkan green financing
Baca juga: Moratelindo terbitkan Sukuk Ijarah, incar dana Rp3 triliun