Jakarta (ANTARA News) -Asisten Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menjaga stabilitas nilai rupiah dan mendukung stabilitas sistem keuangan.

Perry menjelaskan di Jakarta, Selasa bahwa optimalisasi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial itu akan mampu membantu BI menjalankan peran strategisnya dalam mengawal perekonomian nasional menuju stabilitas makroekonomi dan kesinambungan perekonomian.

Selain itu, BI juga perlu mempererat koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta OJK untuk memperkuat ketahanan perekonomian nasional.

Menurut Perry, implementasi kebijakan moneter tidak dapat hanya bertumpu pada instrumen suku bunga, karena berbagai permasalahan ekonomi, termasuk stabilitas harga dan nilai tukar Rupiah yang menjadi mandat BI, tidak hanya disebabkan oleh faktor moneter.

"Terlebih lagi, dengan kondisi sektor keuangan di Indonesia, pengaruh kebijakan moneter dapat berlangsung melalui suku bunga, nilai tukar, uang beredar, kredit, maupun harga aset," kata mantan Direktur Eksekutif IMF itu.

Di samping itu, pembentukan harapan para pelaku ekonomi dan kebijakan otonomi daerah serta perkembangan ekonomi antar daerah penting pula dipertimbangkan.

Kebijakan moneter yang hanya bertumpu pada suku bunga, menurut Perry tidak akan efektif dan biayanya mahal untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi seperti inflasi tinggi, nilai tukar yang bergejolak, kredit yang melaju terlalu cepat, dan neraca pembayaran yang defisit.

"Suku bunga akan terlalu tinggi dan membebani perekonomian. Biaya moneter yang harus dikeluarkan BI juga akan mahal," katanya.
(D012/A011)