Penumpang kapal terpaksa menumpang di tengah laut
12 Maret 2013 19:06 WIB
ilustrasi Kapal penumpang KM Lawit yang akan mengangkut pemudik di pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). (ANTARA/Untung Setiawan)
Natuna (ANTARA News) - Penumpang Kapal Perintis Binaiya tujuan Pulau Midai dan Serasan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, terpaksa naik-turun kapal di tengah laut karena tidak ada dermaga di pulau tujuan.
Pantauan Antara di perairan Pulau Midai dan Pulau Serasan, Selasa, ratusan penumpang kapal Pelni yang hendak turun di Kecamatan Midai dan Serasan harus pindah lagi ke kapal kayu kecil di tengah laut.
Bahkan, saat kapal kayu itu tiba di dermaga pulau, penumpang terpaksa memanjat lambung kapal kayu dan langsung melompat ke dermaga. Begitu pula, sebaliknya, jika mereka akan naik ke kapal Pelni.
"Inilah kondisi yang telah lama terjadi dan tidak terselesaikan saat ini. Naik-turun penumpang di tengah laut penuh risiko, nyawa taruhannya," kata Kepala Bidang DKP Kepri Eddywan yang ikut serta dalam pelayaran dengan kapal Pelni Binaiya.
Menurut dia, kondisi naik-turun penumpang di tengah laut karena tidak adanya dermaga untuk singgah kapal besar di dua pulau utama di Kepulauan Riau itu. Padahal, potensi penumpang kapal yang naik-turun di dua kecamatan tersebut relatif sangat besar.
Anggota Komisi III DPRD Kepri Syofian Syamsir mengatakan bahwa dermaga yang ada di Pulau Midai dan serasan tidak layak sebagai tempat merapat kapal besar karena dermaganya pendek dan dangkal.
"Padahal dermaga di pulau itu dibangun dengan dana APBN, namun kapal tak berani merapat," ujarnya.
Sementara itu, pada tahun 2009, terjadi kecelakaan kapal yang menewaskan enam penumpang yang hendak turun di tengah laut. Kapal kayu yang akan membawa mereka ke pulau dihantam gelombang.
(Y011/D007)
Pantauan Antara di perairan Pulau Midai dan Pulau Serasan, Selasa, ratusan penumpang kapal Pelni yang hendak turun di Kecamatan Midai dan Serasan harus pindah lagi ke kapal kayu kecil di tengah laut.
Bahkan, saat kapal kayu itu tiba di dermaga pulau, penumpang terpaksa memanjat lambung kapal kayu dan langsung melompat ke dermaga. Begitu pula, sebaliknya, jika mereka akan naik ke kapal Pelni.
"Inilah kondisi yang telah lama terjadi dan tidak terselesaikan saat ini. Naik-turun penumpang di tengah laut penuh risiko, nyawa taruhannya," kata Kepala Bidang DKP Kepri Eddywan yang ikut serta dalam pelayaran dengan kapal Pelni Binaiya.
Menurut dia, kondisi naik-turun penumpang di tengah laut karena tidak adanya dermaga untuk singgah kapal besar di dua pulau utama di Kepulauan Riau itu. Padahal, potensi penumpang kapal yang naik-turun di dua kecamatan tersebut relatif sangat besar.
Anggota Komisi III DPRD Kepri Syofian Syamsir mengatakan bahwa dermaga yang ada di Pulau Midai dan serasan tidak layak sebagai tempat merapat kapal besar karena dermaganya pendek dan dangkal.
"Padahal dermaga di pulau itu dibangun dengan dana APBN, namun kapal tak berani merapat," ujarnya.
Sementara itu, pada tahun 2009, terjadi kecelakaan kapal yang menewaskan enam penumpang yang hendak turun di tengah laut. Kapal kayu yang akan membawa mereka ke pulau dihantam gelombang.
(Y011/D007)
Pewarta: Y.J. Naim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: