Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur telah menyiapkan 29 kegiatan seni-budaya yang digelar secara sporadis dan beruntun selama periode bulan Suro (penanggalan Jawa) untuk memeriahkan festival "Grebeg Suro 2023" yang resmi dimulai Senin (10/7) ini.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Senin di Ponorogo mengatakan pergelaran Grebeg Suro tahun 2023 ini sengaja dirancang lebih meriah sebagai upaya mendongkrak nilai-nilai budaya dan pariwisata daerah, utamanya kesenian reog yang kini sudah masuk kategori listing "Intangible Cultural Heritage" (ICH) UNESCO.

"Kita ingin rangkaian grebeg suro kali ini bukan hanya sekedar event tahunan, namun juga sebagai upaya menaikkan kelas kabupaten Ponorogo untuk menjadi kabupaten wisata yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan," katanya.

Dengan mengusung tagline "Bergandeng Erat, Bergerak Cepat, Ponorogo Hebat", Sugiri mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan lebih dari 29 agenda kegiatan yang bakal disajikan mulai tanggal 9 Juli hingga 15 Agustus 2023.

Rangkaian kegiatan grebeg reyog 2023 ini secara resmi dibuka Bupati Sugiri Sancoko pada Minggu (9/7) malam. Bupati Sugiri yang tampil dengan pakaian khas warok tampak didampingi Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Festival reyog Remaja XIX dan Festival Nasional Reog Ponorogo XXVIII Tahun 2023 yang dimulai 10 Juli.

Selain dua acara utama itu, panitia "Grebeg Suro" pada waktu hampir bersamaan juga menggelar pameran seni rupa yang dimulai tanggal 10 hingga 14 Juli.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Judha Slamet Sarwo Edi menambahkan, selain dipersiapkan 29 agenda kegiatan, jumlah peserta festival reyog tahun ini cukup banyak.

"Untuk festival nasional sudah ada 29 grup reog yang mendaftar, bahkan mayoritas berasal dari luar Ponorogo," katanya.

Selain ada festival reyog nasional, pada Grebeg Suro tahun ini juga digelar untuk kategori reyog remaja, dimana pesertanya merupakan siswa-siswi SMP sederajat. Hal ini dilakukan agar ada regenerasi untuk menjaga budaya reyog , katanya.

"Tentu ini bukti keseriusan kita agar ada transisi generasi, agar reog tetap terus ada," demikian Judha Slamet Sarwo Edi .

Baca juga: Perputaran uang "Grebeg Suro Ponorogo" ditaksir Rp12 miliar

Baca juga: Masyarakat adat Ponorogo gelar larungan di Telaga Ngebel

Baca juga: Ponorogo gelar kirab pusaka meriahkan Garebek Suro

Baca juga: Ritual larung di Telaga Ngebel Ponorogo meriah