Jakarta (ANTARA) - PT Mitra Investindo Tbk (MITI) bersama Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (ELF) telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) dalam rangka menjajaki peluang bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Presiden Direktur MITI Andreas Tjahjadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, menjelaskan, rencana kerja sama strategis antara MITI, SANY, dan EFL akan dituangkan dalam suatu perjanjian kemitraan, sehubungan dengan terkait kerjasama dan pengadaan lahan pengembangan bisnis PLTS atau Solar Farm.

"Pelaksanaan Joint Venture (JV) tersebut akan memperhatikan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku bagi para pihak, serta perjanjian definitif terkait yang akan ditandatangani kemudian," ujar Andreas.

Dia menjelaskan, proyek pengembangan EBT Listrik Tenaga Surya tersebut merupakan upaya perseroan untuk mendukung Agenda Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2030 untuk Sustainable Development Goals khususnya Goal #7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable And Clean Energy).

Selain itu, lanjutnya, juga mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sampai 32 persen, atau setara 912 juta ton pada tahun 2030 dengan menggunakan bahan bakar non fosil.

Andreas melanjutkan pengembangan Teknologi dan Investasi Tenaga Surya akan menyediakan energi bersih yang ramah lingkungan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat lokal, serta memenuhi permintaan pasar atas energi murah dan ramah lingkungan.

Adapun, penandatanganan tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur MITI Andreas Tjahjadi, Direktur Emas Fortuna Limited Ng Soon Kai, dan Direktur Sany South East Asia Pte Ltd Michael Song Tao.

PT Mitra Investindo Tbk menargetkan pendapatan dan laba dapat meningkat empat kali lipat pada tahun 2023, berkaca dari kinerja positif perseroan selama kuartal I-2023 dan kinerja perekonomian nasional, sebagaimana keterangan di Jakarta, Jumat.

Hingga kuartal I-2023, perseroan membukukan pendapatan konsolidasian senilai Rp84,24 miliar atau merepresentasikan 69,12 persen pendapatan tahun buku 2022 yang sebesar Rp121,88 miliar.

Sementara, laba bersih mencapai Rp14,31 miliar atau merepresentasikan 93,26 persen laba bersih tahun buku 2022 yang sebesar Rp15,34 miliar, serta margin EBITDA meningkat menjadi sebesar 23,69 persen, dibandingkan tahun buku 2022 yang sebesar 18 persen

Baca juga: Mitra Investindo setujui bagikan dividen Rp5,31 miliar
Baca juga: Mitra Investindo bidik pendapatan & laba naik empat kali lipat di 2023
Baca juga: Arkora Hydro raup laba bersih Rp25,4 miliar pada paruh pertama 2022