Menteri Teten bidik 10 sektor UMKM bisa IPO di bursa sampai 2024
10 Juli 2023 17:27 WIB
CEO Teguk Indonesia Maulana dan Global Head of Marketing GoFood, Ichmeralda Rachman menunjukkan salah satu produk UMKM Teguk yang berhasil menembus pasar internasional terutama di Amerika Serikat. ANTARA/HO-Humas GoFood wilayah Bali/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan terdapat 10 perusahaan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat melangsungkan Initial Public Offering (IPO) sampai dengan tahun 2024.
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing (sampai 2024), kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka. Hari ini senang Teguk (waralaba minuman) sudah masuk (BEI) dan respons marketnya luar biasa, jadi kita optimislah perusahaan-perusahaan kecil menengah yang go public," ujar Teten saat ditemui awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Dengan target tersebut, pihaknya bersama BEI akan terus melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan publik di pasar modal Indonesia.
“Kita optimis, perusahaan- perusahaan kecil dan menengah yang go public ini menurut saya harus terus kita dorong, karena struktur ekonomi kita masih dominan mikro dan informal yang sampai 96 persen,” ujar Teten.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng Securities Crowdfunding (SCF) dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM.
“Sudah ada 10 kita dampingi. Harapan kita ada perbaikan struktur ekonomi kita, supaya yang menengah semakin besar,” ujar Teten.
Sebelumnya, Kemenkop UKM mendorong percepatan pelaku UMKM untuk melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BEI.
Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Menteri Teten meyakini target 10 UMKM untuk go public bisa lebih cepat tercapai, dikarenakan selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang.
Dia mengungkapkan, saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di BEI, atau baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO dari total sekitar 864 perusahaan tercatat do BEI.
Baca juga: Usai IPO, Kedai Minuman TGUK siapkan Rp40 miliar untuk buka 220 gerai
Baca juga: Resmi IPO di bursa, saham UMKM Teguk tembus batas atas
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing (sampai 2024), kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka. Hari ini senang Teguk (waralaba minuman) sudah masuk (BEI) dan respons marketnya luar biasa, jadi kita optimislah perusahaan-perusahaan kecil menengah yang go public," ujar Teten saat ditemui awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Dengan target tersebut, pihaknya bersama BEI akan terus melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan publik di pasar modal Indonesia.
“Kita optimis, perusahaan- perusahaan kecil dan menengah yang go public ini menurut saya harus terus kita dorong, karena struktur ekonomi kita masih dominan mikro dan informal yang sampai 96 persen,” ujar Teten.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng Securities Crowdfunding (SCF) dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM.
“Sudah ada 10 kita dampingi. Harapan kita ada perbaikan struktur ekonomi kita, supaya yang menengah semakin besar,” ujar Teten.
Sebelumnya, Kemenkop UKM mendorong percepatan pelaku UMKM untuk melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BEI.
Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Menteri Teten meyakini target 10 UMKM untuk go public bisa lebih cepat tercapai, dikarenakan selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang.
Dia mengungkapkan, saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di BEI, atau baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO dari total sekitar 864 perusahaan tercatat do BEI.
Baca juga: Usai IPO, Kedai Minuman TGUK siapkan Rp40 miliar untuk buka 220 gerai
Baca juga: Resmi IPO di bursa, saham UMKM Teguk tembus batas atas
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: