Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Yapit Sapta Putra dalam Kunjungan Spesifik bersama Komisi VII DPR RI di Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai, Riau, Kamis (06/07/23), mengatakan, kilang sebagai tempat produksi dan pengolahan bahan bakar minyak (BBM) mendukung ketersediaan energi di Indonesia. Oleh sebab itu, pengelolaannya harus dilakukan dengan baik agar pasokan BBM dapat berjalan normal dan lancar demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kilang RU II Dumai ini memiliki beberapa fasilitas pengolahan, di mana salah satunya akan menjadi produk BBM yang akan dinikmati oleh masyarakat,” imbuh Yapit.
Anggota Komisi VII DPR RI Diah Nurwitasari menambahkan pentingnya peningkatan dan pemeliharaan dari kilang-kilang di Indonesia agar pasokan energi dapat terjamin. Diah mengusulkan disusun roadmap terkait kilang tersebut. “Ini perlu kita persiapkan roadmap dengan rencana bertahap, karena prosesnya tidak sekali jadi,” tuturnya.
Kunspek ini dipimpin oleh Sartono Hutomo selaku Anggota Komisi VII DPR RI dan Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia.
Sebagai informasi, Kilang Minyak RU II Dumai dioperasikan sejak 1971. Kilang Dumai merupakan kilang pengolahan minyak terbesar ketiga di Indonesia dengan total kapasitas mencapai 170 MBSD atau setara dengan 16,5% dari total kapasitas kilang yang dimiliki Pertamina. Mayoritas produk dari kilang Dumai adalah produk solar yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) dan Hydrocracking Unit (HCU). Produk kilang Dumai disalurkan untuk pemenuhan kebutuhan BBM masyarakat khususnya masyarakat Sumatera Bagian Utara. Kilang Dumai merupakan salah satu kilang yang memiliki andil besar dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional.
Untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, Pemerintah membangun kilang minyak baru (GRR) di Tuban dan peningkatan kapasitas kilang minyak (RDMP) yaitu Kilang Cilacap, Balikpapan, Plaju, Balongan dan Dumai.