Kupang (ANTARA) - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan penanaman simbolis tanaman kacang hijau di lahan pertanian yang dikelola kelompok tani Tuasene Desa Tuasene Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

"Pemerintah NTT terus mendorong para petani untuk lebih banyak menanam tanaman palawija yang tidak membutuhkan air banyak karena saat musim kemarau air untuk kebutuhan pertanian sangat terbatas," kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan penanaman simbolis kacang hijau di Desa Tuasene Kecamatan Molo Selatan seperti dalam keterangan tertulis Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan pengembangan usaha tanaman kacang hijau yang dilakukan kelompok tani Tuasene merupakan bentuk gebrakan dalam bidang pertanian dengan berkolaborasi bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT dalam melihat potensi guna menyediakan ketersediaan pangan bagi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Gubernur NTT ajak warga jaga Hutan Teno agar terus bisa produksi madu

"Pengembangan usaha kacang hijau merupakan salah satu bentuk antisipasi yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat dalam mengantisipasi isu–isu dunia terkait penyediaan pangan," kata Gubernur Viktor Laiskodat.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Fredrik Lecky Koli mengatakan pengembangan usaha tanaman palawija yang dilakukan para petani di Desa Tuasene merupakan satu langkah strategis dalam pengembangan usaha pertanian.

"Pada musim kemarau seperti yang terjadi saat ini agar para petani lebih banyak menanam tanaman palawija yang tidak terlalu banyak membutuhkan air," kata Fredrik Lecky Koli .

Dia mengatakan pemerintah Provinsi NTT telah meminta para petani di NTT untuk memperbanyak menanam tanaman palawija selama musim kemarau seperti jagung, kacang-kacangan dan sayuran-sayuran, shorgum karena tanaman tersebut tidak terlalu banyak membutuhkan air.

Baca juga: Gubernur: PLTP Ulumbu berpotensi tarik investor EBT di NTT

Ia mengatakan dalam mendukung pengembangan usaha pertanian sehingga pemerintah Provinsi NTT telah mendistribusikan bantuan 7,3 ton beras untuk penanganan kemiskinan ekstrim di Kabupaten TTS. Bantuan sarana produksi tanaman pangan holtikultura seluas 1.265 hektare senilai Rp1.016.250.000 dan pembangunan embung kecil sebanyak tiga buah senilai Rp4.649.700.000.