Ekonom DBS sebut performa IHSG pada tahun pemilu cenderung positif
7 Juli 2023 22:42 WIB
Kepala Tim Riset DBS Group Research Maynard Priajaya Arif dalam acara Media Briefing Bank DBS di Jakarta, Jumat (7/7/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Tim Riset DBS Group Research Maynard Priajaya Arif menyebutkan, performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2024 yang menjadi tahun pemilihan umum (pemilu) cenderung positif.
Hal tersebut mengacu pada performa positif IHSG pada tahun-tahun pemilu sebelumnya.
“Kalau dilihat dari performa pasar saham di tahun pemilu, kita melihat bisanya tiga pemilu terakhir IHSG performanya cukup positif, baik di performa sebelum pemilu, ataupun di tahun pemilu tersebut. Nah apakah tahun ini akan terulang, harapannya akan begitu,” kata Maynard dalam acara Media Briefing Bank DBS di Jakarta, Jumat.
Pada 2014, pergerakan IHSG mengalami kenaikan 21,15 persen yakni dari 4.274,177 pada akhir 2013 menjadi 5.178,373 pada 29 Desember 2014. Kemudian pada penutupan perdagangan terakhir di tahun 2019, IHSG tercatat di level 6.299,54, menguat tipis 1,70 persen dibandingkan tahun 2018.
Lebih lanjut, Maynard menjelaskan, performa positif IHSG pada tahun politik dipengaruhi oleh berbagai sektor, utamanya sektor konsumsi yang turut menunjang keberlangsungan masa kampanye politik.
“Kalau kita lihat di 2014 dan 2019 ada cukup perbedaan. Di tahun 2014 di sektor consumer, di sektor pertambangan relatif masih bagus, tapi di tahun 2019 sektor consumer malah turun, padahal di tahun pemilu yang diharapkan uang dari kampanye bisa membantu konsumsi, tapi ternyata tidak juga direfleksikan di harga sahamnya,” jelasnya. Ia menilai pada tahun politik, investor cenderung akan pasif. Hal itu disebabkan sikap investor yang juga mempelajari program-program dari masing-masing kandidat calon presiden.
“Biasanya pemilu Indonesia cukup stabil, keseluruhan investor lebih istilahnya pasif saja sambil tunggu pemilu selesai. Jadi tidak terjadi outflow atau arus balik ketika pemilu,” ungkapnya.
Baca juga: Bank DBS proyeksikan IHSG capai level 7.500 pada akhir 2023
Hal tersebut mengacu pada performa positif IHSG pada tahun-tahun pemilu sebelumnya.
“Kalau dilihat dari performa pasar saham di tahun pemilu, kita melihat bisanya tiga pemilu terakhir IHSG performanya cukup positif, baik di performa sebelum pemilu, ataupun di tahun pemilu tersebut. Nah apakah tahun ini akan terulang, harapannya akan begitu,” kata Maynard dalam acara Media Briefing Bank DBS di Jakarta, Jumat.
Pada 2014, pergerakan IHSG mengalami kenaikan 21,15 persen yakni dari 4.274,177 pada akhir 2013 menjadi 5.178,373 pada 29 Desember 2014. Kemudian pada penutupan perdagangan terakhir di tahun 2019, IHSG tercatat di level 6.299,54, menguat tipis 1,70 persen dibandingkan tahun 2018.
Lebih lanjut, Maynard menjelaskan, performa positif IHSG pada tahun politik dipengaruhi oleh berbagai sektor, utamanya sektor konsumsi yang turut menunjang keberlangsungan masa kampanye politik.
“Kalau kita lihat di 2014 dan 2019 ada cukup perbedaan. Di tahun 2014 di sektor consumer, di sektor pertambangan relatif masih bagus, tapi di tahun 2019 sektor consumer malah turun, padahal di tahun pemilu yang diharapkan uang dari kampanye bisa membantu konsumsi, tapi ternyata tidak juga direfleksikan di harga sahamnya,” jelasnya. Ia menilai pada tahun politik, investor cenderung akan pasif. Hal itu disebabkan sikap investor yang juga mempelajari program-program dari masing-masing kandidat calon presiden.
“Biasanya pemilu Indonesia cukup stabil, keseluruhan investor lebih istilahnya pasif saja sambil tunggu pemilu selesai. Jadi tidak terjadi outflow atau arus balik ketika pemilu,” ungkapnya.
Baca juga: Bank DBS proyeksikan IHSG capai level 7.500 pada akhir 2023
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: