"Ibu Mari Pangestu memiliki latar belakang profesional yang kuat, baik di dunia riset, pendidikan, dan politik. Portofolio kapasitas Ibu Mari sangat kuat, jadi cocok dan tepat menjadi direktur jenderal WTO" kata Deputi Kepala Kerjasama Internasional dan Eropa KAS, Dr Wolfgang Maier, pada diskusi terbatas di Berlin, Rabu.
"Saat ini ada keinginan direktur jenderal WTO berasal dari negara berkembang dan seorang wanita, jadi kami merasa Ibu Mari tepat untuk jabatan itu," tambah Maier.
Sebelum menjadi menteri perdagangan pada 2004, Pangestu banyak terlibat dalam riset dan akademis, juga menjadi konsultan bagi banyak lembaga internasional.
Namun ketika ditanya apakah pemerintah Jerman akan mendukung pencalonan Pangestu jadi direktur jenderal WTO, Maier mengatakan tidak bisa berkomentar, karena hal itu wewenang pemerintah Jerman yang di luar kapasitas dia.
"Saya hanya bisa berpendapat, sesuai kapasitas dan kiprah Ibu Mari di pemerintahan dan politik, serta terlibat dalam berbagai lembaga internasional, saya kira dia bisa menduduki jabatan itu," katanya.
Pangestu ketika ditanya hadirin, mengatakan, dia hadir dalam diskusi itu bukan untuk kampanye, tetapi memaparkan hal-hal yang menjadi persoalan di WTO yang harus diselesaikan.
Juga bagaimana menjalankan organisasi internasional itu agar bisa memberi manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, baik negara maju maupun negara berkembang.
Kepemimpinan Pascal Lamy di WTO akan berakhir pada September ini. Terdapat sembilan kandidat, yaitu Mari Pangestu dari Indonesia, Alan John Kwadwo Kyerematen (Ghana), Anabel González (Kosta RiKa), Tim Groser (Selandia Baru), Amina C Mohamed (Kenya), Ahmad Thougan Hindawi (Jordania), Herminio Blanco (Meksiko), Taeho Bark (Korea Selatan), Roberto Carvalho de Azevêdo (Brazil).
Dari mereka bersembilan, cuma Pangestu, González, dan Mohamed yang perempuan.
(B012)