Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Al Musawa berpendapat, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian perlu koordinasi dengan sektor-sektor terkait, untuk menormalisasikan harga daging sapi di negeri ini.

"Menko harus mengkondisikan agar sektor-sektor terkait tersebut saling proaktif berkoordinasi mencari solusi atas masih tingginya harga daging sapi di pasaran," tandasnya dalam keterangan persnya kepada wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community Kalimantan Selatan, Kamis.

"Saya yakin kalau semua sektor terkait saling proaktif dan beritikad baik mencari solusi, harga daging sapi akan segera berangsur-angsur normal tanpa harus meningkatkan kuota impor," lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera asal daerah pemilihan Kalsel itu.

Lebih jauh, ia mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya menstabilkan harga daging sapi di pasaran dengan berinisiatif menggandeng dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perhubungan.

Kedua BUMN perhubungan tersebut, yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), untuk distribusi daging sapi dari daerah produsen ke daerah konsumen.

"Saat ini Kementan bersama PT KAI tengah mematangkan konsep pengangkutan daging sapi dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali ke Jakarta menggunakan kereta dengan gerbong khusus yang menggunakan pendingin berkapasitas 20 ton," ungkapnya.

"Dengan transportasi kereta api, standar mutu daging sapi diharapkan tetap terjaga," ujar anggota Komisi IV DPR yang juga membidangi pertanian (termasuk bidang peternakan) itu.

Sebab, lanjutnya, selama ini, belantik atau pedagang ternak mengirimkan sapi hidup menggunakan truk ke Jakarta, sehingga karena lamanya waktu tempuh tidak jarang membuat sapi menjadi stres dan sakit serta biaya distribusi juga lebih mahal.

Selain dengan PT KAI, Kementan juga merangkul PT MNA guna mengangkut daging premium untuk steak dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Jakarta dengan kapasitas angkut setiap penerbangan mencapai tiga ton, tambahnya.

Ia berharap, rencana Kementan tersebut tidak berhenti sebatas konsep. Tapi betul-betul bisa diimplementasikan dalam jangka dekat dan berlanjut.

"Jadi jangan sampai konsep tersebut hanya terlaksana saat isu harga daging sapi sedang hangat seperti sekarang. Konsep tersebut harus tetap terealisasi, baik ada atau tidak ada isu tingginya harga daging sapi," tandasnya.

"Konsep tersebut juga diharapkan terealisasi dengan sukses, sehingga bisa menjadi percontohan bagi program pembangunan lain. Sebab, program pembangunan apapun tidak akan sukses bila hanya dikerjakan oleh leading sector tanpa dukungan sektor terkait lainnya," demikian Nabiel.

(KR-SHN/H005)