Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai BUMN Karya, mengungkapkan Proyek Strategis Nasional atau PSN Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur 1 dapat mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta.

"Dengan adanya proyek tersebut dapat mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta karena proyek ini menyambungkan air dari sumbernya di Bendungan Jati luhur, kemudian ditampung di beberapa distribution center, untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah," ujar SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ermy mengatakan, Waskita melalui unit bisnisnya yaitu Infrastructure III Division, kembali dipercaya oleh Pemerintah untuk mengerjakan Pembangunan Jaringan Perpipaan Transmisi dan Distribusi Sistem DC (Distribution Center) Pondok Kopi Sistem Hilir Tahap I SPAM Regional Jatiluhur I Provinsi DKI Jakarta senilai Rp163 miliar.

Hal ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan kontrak kerja antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Air Minum Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II Jakarta Metropolitan, Rohandi Prastiawan, S.T., M.Si., M.Env.dengan Senior Vice President Infrastructure III Division Waskita Karya I Kadek Oka Swartana.

Adapun proyek yang dikerjakan oleh Waskita Karya berupa pekerjaan Pekerjaan Persiapan (Mob-Demob, Direksi Keet, Test Pit), Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Pipa Transmisi, Pengadaan Dan Pemasangan Jaringan Pipa Distribusi, serta Pengadaan Dan Pemasangan Sambungan Rumah.

Target sambungan rumah atau SR sebanyak 88.317 SR (19.442 SR Sambungan baru dan 68.895 SR sambungan eksisting) di 8 kelurahan di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

"Dengan dikerjakannya saluran sampai sambungan rumah, maka dari itu dapat mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta melalui pompa di setiap rumah dan diganti dengan sambungan pipa dari lokasi Distribution Center," kata Ermy.

Sementara itu, Senior Vice President Infrastructure III Division Waskita I Kadek Oka Swartana mengatakan bahwa dalam kontrak kerja, pekerjaan pembangunan ini membutuhkan waktu selama 450 hari dan diperkirakan akan selesai pada bulan September 2024.

“Kami memiliki sumber daya manusia yang ahli di bidangnya. Dengan mengandalkan digitalisasi melalui penerapan BIM (Building Information Modeling), kami menargetkan proyek ini akan selesai sebelum waktunya,” ujar Kadek.

Dalam pekerjaan ini, Waskita bekerjasama KSO dengan PT. Kelman Infra Pratama dan masing-masing porsi pekerjaan yaitu 70 persen untuk Waskita dan 30 persen untuk Kelman Infra dengan cara pembayaran monthly payment.

Baca juga: WSBP akan terbitkan 33,6 miliar saham baru dalam upaya restrukturisasi

Baca juga: Ini deretan proyek bendungan Waskita Karya di Aceh dan NTT