Makassar (ANTARA) - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menyemangati para pengusaha muda agar lebih tekun dan bekerja keras dalam membangun bisnis.

"Tidak ada pengusaha yang tidak merasakan kegagalan. Tapi bagaimana kegagalan ini menjadi penyemangat untuk terus berbenah dan tumbuh menjadi pengusaha sukses," ujarnya dihadapan ratusan peserta Mihrab Summit dan Expo 2023 di Makassar, Rabu.

Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menyinggung tentang urgensi seminar dalam kesuksesan menjadi pengusaha.

Ia menilai, bahwa tidak ada relevensi antara rajin mengadakan seminar dengan kesuksesan. Walau itu adalah bagian dari mendapatkan ilmu.

"Masalah kita bukan seminar dan konferensi, terima sertifkat dan lain-lain. Tapi masalah kita adalah kurang semangat dan kurang kerja keras. Seminar itu bisa untuk menambah relasi," papar JK

Ia juga membandingkan kondisi pengusaha di Sulawesi Selatan tahun 1960 hingga 1970-an. Saat itu, banyak pengusaha-pengusaha yang tingkat pendidikannya hanya sampai SMA. Sebagian bahkan tidak lulus SD. Mereka juga tidak pernah ikut-ikut seminar seperti sekarang.

"Makanya saya juga kurang sreg dengan seminar, sebab makin banyak dibicarakan, makin banyak ongkosnya, makin tidak dilaksanakan. Dan perlu saya tegaskan, tidak ada negara maju dari seminar," ujarnya.

Karena itu, JK kembali menegaskan, kunci menjadi pengusaha adalah kerja keras, semangat, pengetahuan dan mengetahui produknya.

"Jika itu dipadukan maka saya yakin akan maju dan berkembang," ungkap Mantan Ketua Umum Golkar tersebut.

JK kemudian menasehati, bahwa Islam memiliki kelebihan dibanding yang lainnya. Pasalnya agama telah mengajarkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Bagi JK, Nabi Muhammad berlatarbelakang seorang pedagang. Sehingga tidak ada alasan bagi umatnya untuk tidak mengikuti Rasulullah tersebut menjadi pengusaha

Selain itu, lanjut JK, Islam juga memiliki pedoman yang dikenal rukun Islam. Dalam rukun itu pencapaian tertinggi adalah rukun Islam ke empat dan kelima, yaitu membayar zakat dan melaksanakan haji. Ironisnya, mayoritas umat Islam di Indonesia tidak mampu menyempurnakan lima rukun itu

"Itu berarti umat Islam dituntut untuk kaya sebab anda tidak akan bisa bayar zakat dan naik haji jika tidak kaya. Sekarang silahkan berniat untuk berusaha dan kaya dengan catatan untuk beribadah,"ucapnya.

Baca juga: JK dorong UNM hadirkan revolusi kewirausahaan