Amurang, Sulut (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Kamis, meresmikan beroperasinya tujuh pembangkit listrik non bahan bakar minyak di Sulawesi yang mampu menghemat biaya pemakaian BBM lebih dari Rp1 triliun per tahun.

Tujuh pembangkit tersebut adalah PLTU 2 Sulut Amurang (2x25 MW), PLTU Kendari Unit 2 (10 MW) dan pembangkit tenaga panas bumi Lahendong IV (20 MW).

Kemudian pembangkit mini hidro Tomini II (2x1 MW), pembangkit tenaga surya PLTS Miangas (85 kWp), PLTS Bunaken (335 kWp) serta PLTS Marampit (125 kWp).

"Peresmian proyek-proyek pembangkit itu merupakan komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi listrik nasional yang terus meningkat serta mendorong pemanfaatan energi terbarukan terutama panas bumi dan surya," kata Jero Wacik pada peresmian yang dipusatkan di kompleks PLTU Amurang, Minahasa Selatan.

Ia mengatakan pemerintah bertekad untuk terus mengurangi pemakaian pembangkit BBM mengingat mahalnya harga energi fosil sementara produksi minyak dalam negeri kian menyusut.

Pembangunan pembangkit batu bara juga secara bertahap akan diminimalkan karena menghasilkan CO2 yang tidak ramah lingkungan.

Prioritas pemerintah saat ini adalah mendorong penambahan jumlah pembangkit dari energi baru dan terbarukan, tegasnya.

Potensi pembangkit terbarukan sangat besar. Untuk panas bumi mencapai 30 ribu MW, tenaga air 75 ribu MW dan tenaga surya 50 ribu MW.

"Bandingkan dengan daya terpasang listrik nasional selama 68 tahun merdeka sampai sekarang baru 44.000 MW," ujarnya.

Jero juga mengatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan penyaluran listrik tenaga surya bagi wilayah terpencil dan tertinggal.

Sebagai contoh PLTS Miangas yang diresmikan kali ini akan melistriki 350 rumah warga di Miangas yang menjadi wilayah perbatasan dengan negara tetangga, kata Jero Wacik.

Sementara itu, Dirut PT PLN Nur Pamudji mengatakan konsumsi BBM bagi pembangkitan listrik akan terus dikurangi dari 41 persen tahun 2012 menjadi tinggal 28 persen tahun ini.

Sebaliknya pembangkit energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga matahari, biomasa terus ditingkatkan.

Ia mengatakan PLN juga mulai menggunakan minyak nabati dari kelapa sawit sebagai pengganti solar memanfaatkan kondisi penurunan harga minyak sawit dunia.

"Salah satunya PLN melakukan MoU dengan PT Wilmar Nabati untuk pembangkit disel di Sulut yang selama ini menggunakan solar," katanya.

Menurut Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman PLTU Amurang dan PLTU Kendari termasuk dalam program pembangunan pembangkit 10.000 MW Tahap I.

Kedua proyek ini diakui agak terlambat penyelesaiannya mengingat hambatan pembebasan lahan dan perizinan.

(F004/F002)