Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah untuk menindaklanjuti temuan Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI terkait jumlah tenaga kesehatan (nakes) untuk ibadah haji yang dinilai belum optimal.
Bamsoet meminta pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), untuk mengevaluasi rasio jumlah nakes, termasuk dokter dan perawat yang mendampingi jemaah haji ke Tanah Suci.
"Meminta pemerintah agar menindaklanjuti permasalahan tersebut, yakni dengan mengevaluasi rasio jumlah nakes, termasuk dokter dan perawat yang ditugaskan mendampingi jamaah ke Tanah Suci tahun ini," kata Bamsoet dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.
Bamsoet juga meminta komitmen Kemenkes dan Kemenag agar dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan nakes dan sumber daya manusia (SDM) yang ditugaskan, khususnya pada saat musim haji berikutnya, dengan tetap disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan jumlah jamaah haji.
"Dengan begitu, diharapkan rasio jumlah nakes dapat sebanding dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan. Pasalnya, ketersediaan dan kesiapan nakes dalam pelaksanaan ibadah haji termasuk hal yang krusial dalam menyukseskan penyelenggaraan haji, utamanya dari sisi pelayanan kesehatan haji," ucap Ketua MPR RI ini.
Bamsoet meminta Kemenkes untuk terus fokus dalam menyiapkan petugas kesehatan haji yang cekatan dan terampil dalam memberikan layanan kesehatan, utamanya untuk kelompok yang berisiko tinggi dan memiliki penyakit penyerta.
"Mengingat, para petugas haji mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia untuk menjaga kesehatan jamaah dengan harapan mampu menekan angka kematian jamaah haji di Tanah Suci," ujarnya.
Sebelumnya, Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Ade Rezki Pratama mengatakan jumlah rasio tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja sebagai dokter, apoteker, dan perawat dengan jumlah jamaah haji Indonesia 2023 yang mencapai 229 ribu orang belum optimal.
"Kami menemukan para nakes di Klinik Kesehatan Haji Indonesia itu kewalahan dalam menangani pasien jamaah haji yang sakit, utamanya banyak yang sakit itu lansia," kata Ade seturut keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (4/7).
Bamsoet meminta pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), untuk mengevaluasi rasio jumlah nakes, termasuk dokter dan perawat yang mendampingi jemaah haji ke Tanah Suci.
"Meminta pemerintah agar menindaklanjuti permasalahan tersebut, yakni dengan mengevaluasi rasio jumlah nakes, termasuk dokter dan perawat yang ditugaskan mendampingi jamaah ke Tanah Suci tahun ini," kata Bamsoet dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.
Bamsoet juga meminta komitmen Kemenkes dan Kemenag agar dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan nakes dan sumber daya manusia (SDM) yang ditugaskan, khususnya pada saat musim haji berikutnya, dengan tetap disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan jumlah jamaah haji.
"Dengan begitu, diharapkan rasio jumlah nakes dapat sebanding dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan. Pasalnya, ketersediaan dan kesiapan nakes dalam pelaksanaan ibadah haji termasuk hal yang krusial dalam menyukseskan penyelenggaraan haji, utamanya dari sisi pelayanan kesehatan haji," ucap Ketua MPR RI ini.
Bamsoet meminta Kemenkes untuk terus fokus dalam menyiapkan petugas kesehatan haji yang cekatan dan terampil dalam memberikan layanan kesehatan, utamanya untuk kelompok yang berisiko tinggi dan memiliki penyakit penyerta.
"Mengingat, para petugas haji mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia untuk menjaga kesehatan jamaah dengan harapan mampu menekan angka kematian jamaah haji di Tanah Suci," ujarnya.
Sebelumnya, Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Ade Rezki Pratama mengatakan jumlah rasio tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja sebagai dokter, apoteker, dan perawat dengan jumlah jamaah haji Indonesia 2023 yang mencapai 229 ribu orang belum optimal.
"Kami menemukan para nakes di Klinik Kesehatan Haji Indonesia itu kewalahan dalam menangani pasien jamaah haji yang sakit, utamanya banyak yang sakit itu lansia," kata Ade seturut keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (4/7).
Baca juga: Kemenag: 15 haji Embarkasi Kertajati meninggal di Tanah Suci
Baca juga: Kemenag sebut 10 peserta haji Embarkasi Padang wafat di Tanah Suci