Pantauan di lokasi kejadian, anggota Kodim 0403/OKU tidak hanya berhasil mengamankan situasi, tetapi juga menyelamatkan dan mengeluarkan puluhan tahanan di kantor polisi itu, yang nyaris ikut terbakar bersama Markas Polres itu. Laiknya kantor polisi di tingkat kabupaten atau kota, kantor polisi itu memiliki ruang-ruang tahanan.
Bukan cuma menyelamatkan para tahanan dan potensi kebakaran lain, personel TNI AD itu juga bisa mengamankan senjata-senjata dan amunisi di gudang senjata Markas Polres OKU itu dari kemungkinan dijarah.
Keterangan sementara motif dan modus penyerangan berujung pembakaran Markas Polres OKU itu, Kepala Bagian Operasi Polres OKU, Komisaris Polisi Afri S Jaya, menyatakan, rombongan anggota TNI AD datang hanya untuk mempertanyakan penyelidikan kasus melibatkan anggota TNI AD setempat oleh polisi.
Kejadian diduga buntut dari penembakan anggota kepolisian yang menewaskan seorang anggota anggota Batalion Artileri Medan 15/Kodam II Sriwijaya, yang bermarkas komando di Martapura, OKU Timur, pada 23 Januari lalu.
Karena memerlukan keterangan dari polisi, maka petugas piketpun melayani pertanyaan-pertanyaan personel TNI AD yang datang ke kantornya itu, dipimpin langsung Jaya. Tiba-tiba saja, ratusan anggota (kemudian diketahui) Batalion Artileri Medan 15/Kodam II Sriwijaya datang memakai truk-truk dan sepeda motor.
Mereka diketahui langsung menyerbu, merusak, dan beraksi lebih lanjut di kantor polisi itu.
Kontan, anggota-anggota polisi di Markas Polres itu berhamburan menyelamatkan diri, apalagi siraman bensin mulai dilontarkan untuk menyulut api. Tidak puas membakar Markas Polres OKU itu, personel-personel TNI AD yang sedang marah itu ber-"patroli" mencari-cari anggota-anggota polisi di mana-mana.
Situasi dan suasana kota menjadi runyam dan mencekam, masyarakat takut berada di tempat umum, khawatir menjadi sasaran kemarahan.
Wakil Kepala Polda Sumatera Selatan, Brigadir Jenderal Polisi M Zulkarnain, tiba di lokasi pada pukul 11.10 WIB dengan naik helikopter.
(M033/M029)