"Jadi kami akan perkenalkan ke masyarakat luas. Semoga ini bisa mendorong masyarakat untuk datang dan tidak saja melihat perkembangan kerajinan di Jawa Barat dan produk lain," kata Ketua Dekranasda Jawa Barat, Atalia Praratya, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) Vol 127, di Taman Museum Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu.
Atalia mengatakan, ada yang berbeda pada gelaran KKJ PKJB kali ini karena pelaku industri teh artisan akan ambil bagian dalam kegiatan ini dan hal tersebut memberi warna baru dan edukasi bagi masyarakat, untuk mencoba rasa berbeda dari produk teh.
"Saya berharap, acara ini bisa mempertemukan antara para pengrajin, pelaku usaha, juga pembeli," kata dia
Atalia bersyukur karena seiring dengan berakhirnya COVID-19 maka KKJ PKJB Tahun 2023 dapat digelar di ruang terbuka.
Tidak hanya itu, 46 OPD, 27 Dekranasda kota/kabupaten, Bank Indonesia, perbankan dan stakeholder lintas sektor diklaimnya terlibat dalam KKJ PKJB tahun ini.
"Kalau dulu kami fokus pada kriya. Tahun ini kita libatkan beberapa pengrajin. Fesyen, life style, home decor, juga food and beverages. Semua kita libatkan. Termasuk ada helaran dari Dekranasda 27 kota/kabupaten yang bawa produk kerajinan, produk terbaik mereka. Momentum memperkenalkan produk wilayah di Jawa Barat," katanya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Jeffri Dwi Putra menambahkan pada KKJ PKJB Tahun 2023 pihaknya menargetkan ada peningkatan perputaran uang hingga 15 persen ketimbang tahun lalu.
Khususnya pada bisnis ekonomi hijau yang memang tengah digencarkan dan elayanan pembayaran non-tunai juga bakal dioptimalkan pada kegiatan ini.
"Pada tahun lalu KKJ sebelumnya Rp12,9 miliar. Kali ini ditargetkan 15 persen khusus green economy. Kita lebih banyak mendorong transaksi non-tunai," kata dia.
Provinsi Jawa Barat kontributor terbesar pengguna transaksi digital, khususnya Qris.
"Jawa Barat hampir 30 persen, dimana UMKM penggunanya hampir 5,6 juta. Sementara pengguna Qris 8,5 juta," kata Jeffri