Media diminta ikut perangi teroris
7 Maret 2013 00:06 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai, berbicara dalam diskusi bersama "Penanggulangan dan Pencegahan Terorisme di Indonesia", Makassar, Sulsel, Rabu (6/3). Sejak tahun 2002 tercatat 840 peristiwa aksi-aksi teror yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. (FOTO ANTARA/Dewi Fajriani)
Makassar (ANTARA News) - Kalangan media diminta ikut memerangi aksi terorisme melalui pemberitaan yang bersifat positif agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Media bisa dijadikan sebagai salah satu alat yang digunakan teroris ketika melancarkan aksinya sehingga membuat keresahan di masyarakat," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Pusat Ansyad Mbai di Makassar, Rabu.
Dalam diskusi BNPT dengan jurnalis, Ansyad mengemukakan, terkadang media memberitakan hal-hal yang bersifat negatif meskipun berita itu fakta, namun terkesan mendukung para teroris.
Hal ini pula dijadikan alat para teroris melancarkan aksinya dan mengangap aksinya sukses karena diliput media, tetapi efeknya malah meresahkan masyarakat, padahal pemberitaan itu hanya menyajikan apa yang terjadi di lapangan.
"Dalam pemberitaan teroris itu, jangan cari negatifnya, tetapi positifnya juga, ada `cover both sides` kan di setiap media. Ini dilakukan untuk melawan dan mengampanyekan tolak gerakan radikal," ujarnya. (DF/KWR)
"Media bisa dijadikan sebagai salah satu alat yang digunakan teroris ketika melancarkan aksinya sehingga membuat keresahan di masyarakat," kata Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Pusat Ansyad Mbai di Makassar, Rabu.
Dalam diskusi BNPT dengan jurnalis, Ansyad mengemukakan, terkadang media memberitakan hal-hal yang bersifat negatif meskipun berita itu fakta, namun terkesan mendukung para teroris.
Hal ini pula dijadikan alat para teroris melancarkan aksinya dan mengangap aksinya sukses karena diliput media, tetapi efeknya malah meresahkan masyarakat, padahal pemberitaan itu hanya menyajikan apa yang terjadi di lapangan.
"Dalam pemberitaan teroris itu, jangan cari negatifnya, tetapi positifnya juga, ada `cover both sides` kan di setiap media. Ini dilakukan untuk melawan dan mengampanyekan tolak gerakan radikal," ujarnya. (DF/KWR)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: