London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (4/7/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London jatuh 0,10 persen atau 7,54 poin menjadi 7.519,72 poin.

Indeks FTSE 100 tergerus 0,06 persen atau 4,27 poin menjadi 7.527,26 poin pada Senin waktu setempat (3/7/2023), setelah terdongkrak 0,80 persen atau 59,84 poin menjadi 7.531,53 poin pada Jumat (30/6/2023), dan menyusut 0,38 persen atau 28,80 poin menjadi 7.471,69 poin pada Kamis (29/6/2023).

Saham Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan jasa keuangan dan bank universal multinasional Inggris Barclays PLC yang merosot 1,97 persen serta perusahaan yang mengoperasikan jaringan supermarket terbesar kedua di Inggris Raya J Sainsbury PLC kehilangan 1,82 persen.

Sementara itu, saham Ocado Group PLC, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring, terangkat 2,23 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan layanan pos dan kurir multinasional Inggris International Distributions Services PLC yang meningkat 2,22 persen; serta perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca PLC menguat 1,99 persen.


Baca juga: Saham Inggris stabil, keuntungan energi imbangi kerugian pengembang
Baca juga: Saham Inggris berakhir melemah, indeks FTSE 100 tergerus 0,06 persen
Baca juga: Saham Inggris dibuka menguat dipimpin ekuitas pertambangan