Ambon (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak pemerintah daerah (pemda) untuk berkolaborasi mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia.

"Kami mengajak pemerintah provinsi kabupaten/kota di regional Maluku dan Papua untuk bersinergi melaksanakan aksi pengendalian dampak perubahan iklim, dengan menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim," Kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi, di Ambon, Maluku, Selasa.

Ia mengatakan target penurunan emisi gas rumah kaca merupakan target bersama yang dilakukan tidak hanya oleh pemerintah pusat, tetapi juga pemda, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan khususnya di wilayah Maluku dan Papua.

"Melalui rapat kerja teknis ini kita berharap kolaborasi di antara pemangku kepentingan menjadi lebih erat dan kita bisa bersama-sama mewujudkan aksi nyata mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat tapak," katanya.

Ia mengatakan Indonesia Indonesia berkomitmen melalui target NDC (Nationally Determination Contribution) untuk melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim guna mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada 2030.

Baca juga: KLHK ajak pemda kolaborasi kendalikan perubahan iklim

"Tetapi jangan lupa Indonesia telah melakukan aksi adaptasi dan mitigasi sejak tahun 2009 dan setiap tahun melakukan inventarisasi efek rumah kaca untuk memastikan berapa sebetulnya emisi gas rumah kaca Indonesia," katanya

Laksmi menjelaskan data 2010 hingga 2021 menunjukkan emisi gas rumah kaca di Indonesia setiap tahun berada di bawah target . Artinya selama ini pemerintah telah melakukan upaya dan berada pada jalur yang tepat dan diharapkan konsistensi komitmen yang dilakukan secara mandiri.

Solusi permanen juga terus dilakukan berupa pengendalian pembakaran hutan dan lahan (karhutla), kata dia. Tidak hanya pada saat terjadi karhutla, tapi jauh sebelum itu ia mengajak pemda melakukan upaya pencegahan, kemudian memastikan api kecil tidak menjadi besar dan bisa dipadamkan, untuk kemudian melakukan rehabilitasi.

"Dari satu kegiatan pengendalian kebakaran hutan kita sudah bisa mencapai kinerja menurunkan luas lahan yang terbakar dan tingkat kejadian kebakaran hutan yang cenderung terus menurun dari waktu ke waktu," kata Laksmi.

Baca juga: KLHK: Rencana kerja Program FOLU Net Sink 2023 hampir rampung
Baca juga: Indonesia's FOLU Net Sink dinilai perkuat pengelolaan hutan lestari
Baca juga: KLHK susun pedoman kerja operasional FOLU Net Sink 2030