Dokter ortopedi jelaskan penyakit kanker tulang yang menyerang anak
4 Juli 2023 17:41 WIB
Ilustrasi - Mutmainah ibunda Ahmat Yani alias Memet penderita penyakit kanker di bagian kaki yang membekak sebesar bola basket itu menemani sang anak saat berada di rumah sakit RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. ANTARA/Dokumentasi Pribadi.
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis ortopedi, Prof Dr dr Ferdiansyah, SpOT(K), menjelaskan dua jenis kanker tulang umumnya sering terjadi pada anak-anak.
Pertama, osteosarcoma yaitu jenis kanker tulang yang paling sering menyerang anak-anak dibandingkan jenis kanker tulang ganas lainnya.
"Osteosarcoma adalah tumor tulang yang paling sering di antara semua tumor ganas primer," kata Ferdiansyah dalam sebuah sesi diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di platform Zoom pada Selasa.
Dibandingkan penyakit kanker lain seperti kanker payudara dan kanker leher rahim, kata Ferdiansyah, tingkat kasus osteosarcoma lebih rendah yaitu sekitar 5 sampai 12 persen per satu juta orang.
Namun, dia mengatakan kanker ini tetap memiliki ancaman berbahaya karena termasuk kategori kanker ganas dan mayoritas terjadi pada anak-anak dan remaja.
"Tumor ini sangat ganas dan melibatkan anak-anak pada dekade satu dan dua artinya pada umur mulai lima tahun sampai masa remaja," ujar Ferdiansyah.
Baca juga: Ahli sebut leukemia dominasi sepertiga kasus kanker pada anak
Kanker tulang osteosarcoma umumnya muncul pada anak-anak usia mulai lima tahun hingga menginjak masa remaja. Kanker tersebut tumbuh di betis bagian atas, paha bagian bawah, sekitar sendi lutut, lengan atas, dan panggul.
Gejala yang muncul pada penderita osteosarcoma adalah benjolan yang menimbulkan rasa nyeri yang sulit hilang serta mudah menyebar ke berbagai organ lain.
"Gejala yang paling sering adalah benjolan yang nyeri sekali, tidak hilang walaupun diterapi. Kemudian dia bisa menyebar ke mana-mana ke jaringan sekitar bahkan bisa ke paru-paru yang paling sering," kata Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) itu.
Jika telah menderita osteosarcoma tingkat harapan hidup penderitanya berkisar antara 30 hingga 80 persen. Harapan hidup 80 persen bisa dicapai jika kanker dideteksi lebih awal serta penderita mendapatkan terapi yang komprehensif.
Baca juga: Waspada kanker tulang pada anak, lutut bengkak dan nyeri jangan diurut
Kanker tulang kedua yang menyerang anak adalah ewing sarcoma. Kanker tulang tersebut memiliki jumlah kasus terbanyak kedua setelah osteosarcoma. Layaknya osteosarcoma, ewing sarcoma juga sering terjadi pada anak-anak dan remaja usia dekade pertama dan kedua. Kanker ewing sarcoma tumbuh dari sel reticuloendothelial yang berada di sumsum tulang.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu menjelaskan perawatan utama bagi penderita kanker tulang adalah dengan cara operasi seperti operasi cangkok tulang, implan tumor, dan pembekuan tulang yang diserang tumor untuk mematikan sel kankernya.
Selain operasi, tindakan perawatan pendukung lainnya yang dapat mengendalikan kanker tulang adalah kemoterapi untuk mencegah penyebaran kanker ke organ lain dan metode radiasi.
Ferdiansyah mengimbau untuk segera memeriksakan anak ke dokter jika muncul benjolan dan rasa nyeri yang tidak hilang meski sudah diobati agar kanker tulang dapat terdeteksi lebih awal dan segera dilakukan penanganan medis.
Baca juga: Lima manfaat selada romaine, lawan kanker hingga lindungi tulang
Pertama, osteosarcoma yaitu jenis kanker tulang yang paling sering menyerang anak-anak dibandingkan jenis kanker tulang ganas lainnya.
"Osteosarcoma adalah tumor tulang yang paling sering di antara semua tumor ganas primer," kata Ferdiansyah dalam sebuah sesi diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di platform Zoom pada Selasa.
Dibandingkan penyakit kanker lain seperti kanker payudara dan kanker leher rahim, kata Ferdiansyah, tingkat kasus osteosarcoma lebih rendah yaitu sekitar 5 sampai 12 persen per satu juta orang.
Namun, dia mengatakan kanker ini tetap memiliki ancaman berbahaya karena termasuk kategori kanker ganas dan mayoritas terjadi pada anak-anak dan remaja.
"Tumor ini sangat ganas dan melibatkan anak-anak pada dekade satu dan dua artinya pada umur mulai lima tahun sampai masa remaja," ujar Ferdiansyah.
Baca juga: Ahli sebut leukemia dominasi sepertiga kasus kanker pada anak
Kanker tulang osteosarcoma umumnya muncul pada anak-anak usia mulai lima tahun hingga menginjak masa remaja. Kanker tersebut tumbuh di betis bagian atas, paha bagian bawah, sekitar sendi lutut, lengan atas, dan panggul.
Gejala yang muncul pada penderita osteosarcoma adalah benjolan yang menimbulkan rasa nyeri yang sulit hilang serta mudah menyebar ke berbagai organ lain.
"Gejala yang paling sering adalah benjolan yang nyeri sekali, tidak hilang walaupun diterapi. Kemudian dia bisa menyebar ke mana-mana ke jaringan sekitar bahkan bisa ke paru-paru yang paling sering," kata Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) itu.
Jika telah menderita osteosarcoma tingkat harapan hidup penderitanya berkisar antara 30 hingga 80 persen. Harapan hidup 80 persen bisa dicapai jika kanker dideteksi lebih awal serta penderita mendapatkan terapi yang komprehensif.
Baca juga: Waspada kanker tulang pada anak, lutut bengkak dan nyeri jangan diurut
Kanker tulang kedua yang menyerang anak adalah ewing sarcoma. Kanker tulang tersebut memiliki jumlah kasus terbanyak kedua setelah osteosarcoma. Layaknya osteosarcoma, ewing sarcoma juga sering terjadi pada anak-anak dan remaja usia dekade pertama dan kedua. Kanker ewing sarcoma tumbuh dari sel reticuloendothelial yang berada di sumsum tulang.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu menjelaskan perawatan utama bagi penderita kanker tulang adalah dengan cara operasi seperti operasi cangkok tulang, implan tumor, dan pembekuan tulang yang diserang tumor untuk mematikan sel kankernya.
Selain operasi, tindakan perawatan pendukung lainnya yang dapat mengendalikan kanker tulang adalah kemoterapi untuk mencegah penyebaran kanker ke organ lain dan metode radiasi.
Ferdiansyah mengimbau untuk segera memeriksakan anak ke dokter jika muncul benjolan dan rasa nyeri yang tidak hilang meski sudah diobati agar kanker tulang dapat terdeteksi lebih awal dan segera dilakukan penanganan medis.
Baca juga: Lima manfaat selada romaine, lawan kanker hingga lindungi tulang
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: