Pekanbaru, (ANTARA) - Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menemukan sebanyak 31 kartu keluarga (KK) palsu yang diduga telah direkayasa dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024.

Wakil Humas SMA Negeri 8 Pekanbaru Reni Erita saat ditemui di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan penemuan tersebut bermula dari kecurigaan panitia PPDB. Setelah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pekanbaru, diketahui KK tersebut telah direkayasa.

"Karena penemuan tersebut, KK peserta PPDB dengan sistem zonasi kami kirimkan ke Disdukcapil. Hasil verifikasi ditemukan 31 KK telah dipalsukan," kata Reni.

Baca juga: Legislator: Prioritaskan anak lokal untuk sekolah di SDN

Beberapa KK tersebut ternyata berdomisili cukup jauh dan di luar sistem zonasi SMA 8. Bahkan, di antara KK palsu tersebut aslinya berada di luar Kota Pekanbaru.

"Dari editannya kami sudah curiga. Beberapa ada yang langsung mengaku, namun ada pula diam-diam saja," tuturnya.

Saat ditanyai, pemilik KK tersebut tidak ingin menyebutkan dimana ia memalsukannya. Namun, berdasarkan pengakuan, ia merogoh kocek sebesar Rp500 ribu untuk melakukan perbuatan tersebut.

Selain itu, usai mengetahui pemalsuan tersebut, pihak SMA 8 langsung mendiskualifikasi nama calon murid yang menggunakan KK rekayasa itu.

Baca juga: Siswa asal Riau meraih medali di Olimpiade Matematika Dubai

Baca juga: Tujuh sekolah di Pekanbaru diduga tahan ijazah siswa


"Kami sudah blacklist nama 31 anak tersebut. Jadi, mereka tidak bisa masuk ke sekolah kami melalui jalur manapun," ujar Reni.

Reni melanjutkan hingga kini belum melaporkan temuan ini ke Dinas Pendidikan, sebab pihaknya masih memfokuskan pada proses PPDB.

"Tahun ini menerima 209 siswa dengan 12 lokal. Kami ingin betul-betul terbuka dalam proses penerimaan. Semoga tahun depan tak terjadi hal serupa," ujarnya.