Hugo Chavez tutup usia
6 Maret 2013 07:39 WIB
Presiden Venezuela Hugo Chavez memakai seragam tentara dan baret merah dari resimen parasut dirinya saat menghadiri parade militer di Karakas dalam arsip foto 13 April 2005. Chavez wafat setelah dua tahun berjuang melawan kanker, mengakhiri kepemimpinan sang sosialis selama 14 tahun di negara Amerika Selatan tersebut, menurut pernyataan Wakil Presiden Nicolas Maduro dalam pidato televisi, Selasa (5/3). (REUTERS/Jorge Silva/Files)
Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez tutup usia setelah dua tahun menderita penyakit kanker, demikian Wakil Presiden Nicolas Maduro mengumumkan dalam pidato, Selasa.
Kematian pemimpin sosialis itu mengakhiri kekuasaan selama 14 tahun di negara kaya minyak kawasan Amerika Latin.
Pemimpin flamboyan berusia 58 tahun tersebut sebelumnya telah menjalani empat operasi kanker di Kuba. Operasi yang terakhir dilakukan pada 11 Desember 2011 dan sejak saat itu dia tidak pernah muncul di depan publik.
"Ini adalah momen yang sangat menyedihkan," kata Maduro yang ditemani oleh sejumlah menteri senior.
Pada Oktober 2012 lalu, Chavez dengan mudah memenangi pemilu presiden untuk yang keenam kalinya. Kematiannya akan memukul jutaan pendukung yang mengagumi gaya kharismatik, retorika anti Amerika Serikat, dan berbagai kebijakan subsidinya.
Sementara di sisi lain, pengkritik Chavez mengatakan bahwa dia adalah diktator egois yang dengan mudah menuduh musuh politiknya sebagai pengkhianat negara. Kebijakan ekonomi Chavez juga dikritik karena menempatkan model ekonomi statik dengan dukungan pendapatan minyak yang bersifat sementara.
Kematian Chavez juga membuat pemerintah harus mengadakan pemilihan umum dalam waktu 30 hari sejak Selasa. Pemilu tersebut akan menjadi ujian apakah "revolusi" sosialis Chavez dapat bertahan tanpa ketokohannya yang sangat dominan.
Maduro diperkirakan akan maju menjadi salah satu kandidat melawan Henrique Capriles, pemimpin oposisi yang sebelumnya kalah dalam pemilu presiden Oktober lalu.
(G005)
Kematian pemimpin sosialis itu mengakhiri kekuasaan selama 14 tahun di negara kaya minyak kawasan Amerika Latin.
Pemimpin flamboyan berusia 58 tahun tersebut sebelumnya telah menjalani empat operasi kanker di Kuba. Operasi yang terakhir dilakukan pada 11 Desember 2011 dan sejak saat itu dia tidak pernah muncul di depan publik.
"Ini adalah momen yang sangat menyedihkan," kata Maduro yang ditemani oleh sejumlah menteri senior.
Pada Oktober 2012 lalu, Chavez dengan mudah memenangi pemilu presiden untuk yang keenam kalinya. Kematiannya akan memukul jutaan pendukung yang mengagumi gaya kharismatik, retorika anti Amerika Serikat, dan berbagai kebijakan subsidinya.
Sementara di sisi lain, pengkritik Chavez mengatakan bahwa dia adalah diktator egois yang dengan mudah menuduh musuh politiknya sebagai pengkhianat negara. Kebijakan ekonomi Chavez juga dikritik karena menempatkan model ekonomi statik dengan dukungan pendapatan minyak yang bersifat sementara.
Kematian Chavez juga membuat pemerintah harus mengadakan pemilihan umum dalam waktu 30 hari sejak Selasa. Pemilu tersebut akan menjadi ujian apakah "revolusi" sosialis Chavez dapat bertahan tanpa ketokohannya yang sangat dominan.
Maduro diperkirakan akan maju menjadi salah satu kandidat melawan Henrique Capriles, pemimpin oposisi yang sebelumnya kalah dalam pemilu presiden Oktober lalu.
(G005)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: