Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI menjajaki perluasan kesempatan kerja di Kuwait.

"Ada banyak kesempatan kerja di Kuwait yang tengah kita jajaki, baik itu di sektor kesehatan maupun sektor lainnya," ujar Menaker Ida Fauziyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Saat menerima kunjungan kehormatan Dubes RI untuk Kuwait Lena Maryana, Menaker Ida menyampaikan pertemuan ini membahas seputar perluasan kesempatan kerja di Kuwait.
​​​​​
Ida mengatakan, Pemerintah Kuwait telah menyampaikan keinginannya untuk merekrut tenaga kesehatan asal Indonesia untuk ditempatkan di rumah sakit pemerintah di Kuwait.

Rencananya, lanjutnya, penempatan tenaga kesehatan ini akan dilakukan melalui skema G to G (Goverment to Goverment). Adapun draft technical arrangement (TA) skema penempatan masih dalam pembahasan kementerian/lembaga.

"Setelah TA skema penempatan selesai, diharapkan Pemerintah Kuwait dapat mempelajari dan mencermatinya, sehingga pada saat perundingan akan berjalan dengan baik dan diharapkan kerja sama penempatan dapat selesai secepatnya," tuturnya.

Selain itu, Kuwait juga membuka peluang kerja lainnya di sektor swasta seperti sektor perminyakan, industri manufaktur (technician, engineer dan programmer), sektor hospitality (waiter, chef, receptionist, housekeeping, bellboy, reservation), dan sektor transportasi ( pilot, supir bis).

"Tentu ini kesempatan bagi kita untuk dapat mengisi kebutuhan sektor-sektor tersebut," tuturnya.

Ida menambahkan, Pemerintah Kuwait juga telah menyatakan keinginannya untuk menjajaki kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik melalui sistem penempatan satu kanal (SPSK), setelah pilot project SPSK Indonesia dengan Arab Saudi dinyatakan berhasil.

"Dengan begitu PMI lebih memiliki kepastian dalam hal pelindungan. Karena apapun mekanisme penempatannya, pelindungan harus diutamakan," katanya.

Baca juga: Anak usaha TLDN raih Penghargaan Nihil Kecelakaan 2023 dari Kemenaker
Baca juga: Kemenaker upayakan pemulangan 16 WNI Jambi dari Malaysia
Baca juga: Peserta magang di Sultra diharapkan bisa jadi karyawan tetap