Madrid (ANTARA News) - Apakah pasukan Real Madrid akan bersua dengan situasi yang menekan setelah 45 menit berlaga di Old Trafford? Dan Jose Mourinho tahu betul apa yang ia harus katakan kepada para pemainnya.

Pelatih Madrid asal Portugal itu terkenal piawai ketika memberi instruksi kepada para pemainnya setelah babak pertama usai, kata seorang mantan koleganya itu. Tidak banyak manajer yang punya talenta seperti yang dimiliki Mourinho.

"The Special One" mampu memberi instruksi dan memberi inspirasi kepada anak buahnya, sebagaimana dikutip dari laman Daily Mail.

Ahli physioterapis asal Inggris, Dave Hancock, yang pernah bekerja bersama Mourinho manakala keduanya menukangi Chelsea, menyatakan Mou punya reputasi sebagai manajer terbaik di dunia.

Hancock telah lebih dari 20 tahun meniti karier di Liga Inggris (Premier League) bersama dengan Wolves, Blackburn dan Leeds. Kini, Hancock menjabat sebagai direktur pelatihan dari klub New York Knicks.

Ia mengatakan, "Mourinho menerapkan pola latihan secara sistematis, dengan mengaitkan aspek psikologis dalam setiap pertandingan. Saya merasa bahwa metodenya itu mengungguli manajer manapun."

"Ia (Mourinho) tahu cara menghadapi media massa. Ia sungguh cerdas melindungi para pemainnya. Ia tidak segan mengambiloper tekanan yang dialami anak asuhannya," kata Hancock yang mengundurkan diri pada Maret 2007.

Ia mengatakan, "Manakala babak pertama selesai, Mourinho akan menggunakan selembar kertas untuk membuat sejumlah catatan. Semua yang ada di kepalanya dituangkan di kertas itu. Para pemain akan paham alasan mereka tampil buruk misalnya."

"Ia kemudian tidak akan bicara apa pun dalam tiga atau empat menit. Ia kemudian akan mencoret-coret sejumlah catatan di atas kertas, kemudian ia membuang kertas itu ke udara dan ia mengatakan, ini taktik? Taktik? Pertandingan ini berlangsung tanpa taktik!" katanya.

"Ia menohok para pemain dengan menunjuk arah bola yang para pemain kuasai. Ia kemudian berkata, pertandingan ini berlangsung seperti ini dan seperti ini. Karena itu, jika anda ingin menang, maka anda perlu menerapkan taktik. Ia kemudian akan meninggalkan para pemain," katanya juga.

Pada 6 Maret 2007, pertandingan berlangsung di Stamford Bridge. Ketika itu, Chelsea tertinggal 0-1 dari Porto dalam laga 16 besar liga Champions. Akhirnya, pertandingan leg pertama itu berakhir 1-1.

"Suatu ketika pertandingan melawan Porto, yang nota bene mantan klubnya. Saya sudah berpikir bahwa ia akan panik. Ia kemudian menyambangi pemain dan dengan tenang ia berkata, 'perhatikan saudara-saudara, tetap tenang'. Akhir dari pertandingan itu, kami menang 2-1. Waktu itu, ia berkata, tetap rileks, dan teruslah bermain," kata Hancock.
(A024)