Karen Agustiawan dipertahankan sebagai Dirut Pertamina
5 Maret 2013 10:19 WIB
Karen Agustiawan, yang lahir di Bandung pada 19 Oktober 1958, merupakan perempuan pertama yang memimpin Pertamina. Sebelum bekerja di Pertamina, alumnus ITB ini pernah berkarir di Mobil Oil Indonesia, Mobil Oil Dallas, CGG Petrosystems, dan Halliburton. (ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menyatakan akan mempertahankan Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina.
"Pengangkatan perpanjangan sementara jabatan Karen Agustiawan diputuskan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Pertamina, Rabu (27/2)," kata Dahlan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Gedung PT Askes di Jakarta, Selasa.
Menurut Dahlan, surat pengangkatan perpanjangan sementara sudah dibuat dengan jangka waktu yang tidak ada batasnya.
Sesuai masa tugasnya, Karen yang mulai menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina pada Februari 2009 akan mengakhiri masa tugas pada 5 Maret 2013.
"Kita pertahankan Karen, karena yang bersangkutan memiliki kinerja bagus dalam memimpin perusahaan sekelas Pertamina," tegas Dahlan.
Ia menambahkan, keputusan mempertahankan Karen juga diambil karena kinerja keuangan Pertamina yang semakin membaik dengan laba bersih Rp25,89 triliun tahun 2012.
"Pencapaian laba Pertamina tahun buku 2012 itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan. Pertamina belum bisa mengalahkan Petronas, Malaysia, tapi bagus ada peningkatan kinerja," katanya.
Alasan lainnya, lanjut Dahlan, Pertamina memiliki rencana bisnis yang harus dicapai dalam jangka pendek dan menengah dan membutuhkan figur yang bisa menangani program-program tersebut.
"Indonesia mempunyai target lifting minyak sebesar 800.000 barel per hari, sehingga perlu ditangani oleh manajemen yang mampu menjaga stabilitas agar target tersebut tercapai," ujarnya.
(R017)
"Pengangkatan perpanjangan sementara jabatan Karen Agustiawan diputuskan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Pertamina, Rabu (27/2)," kata Dahlan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Gedung PT Askes di Jakarta, Selasa.
Menurut Dahlan, surat pengangkatan perpanjangan sementara sudah dibuat dengan jangka waktu yang tidak ada batasnya.
Sesuai masa tugasnya, Karen yang mulai menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina pada Februari 2009 akan mengakhiri masa tugas pada 5 Maret 2013.
"Kita pertahankan Karen, karena yang bersangkutan memiliki kinerja bagus dalam memimpin perusahaan sekelas Pertamina," tegas Dahlan.
Ia menambahkan, keputusan mempertahankan Karen juga diambil karena kinerja keuangan Pertamina yang semakin membaik dengan laba bersih Rp25,89 triliun tahun 2012.
"Pencapaian laba Pertamina tahun buku 2012 itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan. Pertamina belum bisa mengalahkan Petronas, Malaysia, tapi bagus ada peningkatan kinerja," katanya.
Alasan lainnya, lanjut Dahlan, Pertamina memiliki rencana bisnis yang harus dicapai dalam jangka pendek dan menengah dan membutuhkan figur yang bisa menangani program-program tersebut.
"Indonesia mempunyai target lifting minyak sebesar 800.000 barel per hari, sehingga perlu ditangani oleh manajemen yang mampu menjaga stabilitas agar target tersebut tercapai," ujarnya.
(R017)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: