"Indonesia adalah pilihan yang sangat baik untuk konferensi ini, karena menjadi contoh bagaimana mempromosikan pembelajaran inklusif untuk semua," katanya dalam konferensi pers pada acara Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) yang diadakan di Badung, Bali, Senin.
Dia menegaskan pendidikan adalah hak universal, hak untuk semua orang, tidak peduli dari mana mereka berasal, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 26 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, "Setiap orang berhak atas pendidikan".
"Termasuk hak belajar di setiap usia. Karena pendidikan tidak berhenti di gerbang sekolah atau di akhir pendidikan tinggi," ujarnya.
Menurutnya, dalam membangun budaya pembelajaran sepanjang hayat, tidak cukup dengan hanya mengakui hak dasar ini, tetapi juga melengkapi diri secara kolektif dan individu untuk menjalani transisi penting di zaman ini.
Dia menyebutkan dunia yang terus berkembang ditandai dengan kemajuan teknologi yang cepat, seperti kecerdasan teknologi buatan generatif (Teknologi AI), volatilitas pasar tenaga kerja, perubahan iklim, dan pergeseran demografis.
"Karena hal itu, pembelajaran seumur hidup menjadi lebih penting dari sebelumnya," tuturnya.
Baca juga: Prakerja: ILLC dorong Visi Indonesia 2045
Baca juga: Menko Airlangga resmikan acara ILLC 2023
Baca juga: Prakerja sebut Kartu Prakerja peroleh pengakuan internasional