Jakarta (ANTARA News) - Sejak menjadi Kepala Eksekutif Yahoo, Marissa Mayer telah berupaya keras membangkitkan perusahaan pionir internet ini dari keterpurukan dan menjadikannya tetap inovatif.
Dia memulainya dengan makan dan ponsel pintar gratis untuk semua karyawan.
Tapi, tahun lalu pola ini dihentikannya. Yahoo kini melarang karyawannya bekerja dari rumah. Semua harus bekerja di kantor.
Bagian SDM Yahoo mengeluarkan memo begini; "interaksi face to face antarkaryawan dapat memperkuat budaya kerja kolaboratif (kerja tim)".
Dengan mewajibkan karyawannya kerja di kantor, Yahoo tengah memilih meningkatkan inovasi produk dan kerja tim daripada memacu produktivitas.
Dilemma seperti ini juga dihadapi perusahaan-perusahaan seperti Aetna, Booz Allen Hamilton dan Zappos.com.
Bank of America yang punya program kerja dari rumah, misalnya, akhir tahun lalu mewajibkan karyawan di bagian tertentu untuk bekerja di kantor.
Ini tentu pukulan bagi sejumlah karyawan, khususnya para pekerja muda yang rata-rata lebih suka bekerja dari luar kantor karena lebih leluasa.
"Banyak perusahaan yang takut membiarkan karyawannya bekerja dari rumah karena khawatir tak bisa mengendalikan karyawannya," kata John Challenger dari Challenger Gray & Christmas seperti dikutip New York Times.
Challenger mengungkapkan, dari berbagai penelitian, orang yang bekerja di rumah jauh lebih produktif, tapi mereka kurang inovatif.
"Jika Anda ingin inovasi, maka Anda perlu interaksi. Jika Anda ingin produktivitas, maka Anda perlu orang yang bekerja dari rumah," kata John Sullivan, profesor manajemen pada Universitas Negeri San Francisco.
Pendekatan Mayer di Yahoo ini sendiri dikritik karyawan pro bekerja dari rumah, yang umumnya perempuan. Tadinya kelompok ini berharap pada Mayer, yang adalah ibu hamil berusia 37 tahun, untuk lebih pro bekerja dari rumah.
Mendorong inovasi
Hasil penelitian Families and Work Institute menunjukkan 24 persen pekerja Amerika bekerja di rumah, sementara 63 persen perusahaan membolehkan bekerja di luar kantor.
Perkembangan teknologi informatika, dari video chat sampai pesan instan, membuat pekerja Amerika bisa bekerja dari luar kantor.
Namun banyak perusahaan, seperti Yahoo, meyakini bekerja di kantor telah mendorong inovasi.
Direktur SDM Yahoo Jackie Reses pun menulis memo begini: "Banyak keputusan dan pandangan hebat muncul dari diskusi-diskusi di lorong-lorong dan cafetaria, (sehabis) bertemu dengan orang-orang baru dan rapat-rapat dadakan. Kecepatan dan kualitas sering menjadi korban ketika kita bekerja dari rumah.”
Colin Gillis dari BGC Partners melihat langkah Yahoo ini meniru spirit kerja Google.
"Marissa sedang berusaha meningkatkan energi dan output serta perubahan budaya perusahaan,” kata Gillis. “Dia membawa semua rumus kerja Google, dan Google sangatlah fokus dalam membuat hidup Anda berputar sehingga Anda bisa menyisihkan waktu lebih banyak untuk bekerja.”
Google sendiri, seperti halnya Facebook, membolehkan sejumah karyawan bekerja di luar kantor, tapi kedua perusahaan ini tetap menekankan kerja tim.
Perusahaan-perusahaan IT seperti Yahoo dan Google sendiri mempunyai standar "bagaimana seharusnya" kantor itu.
Standar itu adalah kantor-kantor haruslah dilengkapi cafe dengan makanan gratis, bus jemputan, ruang senam, ruang tamu bermesin penyaji es krim dan pembersih ruangan. Tak ada dinding pembatas di ruang kerja, sebaliknya ada area bersofa untuk kongkow-kongkow.
Tak heran karyawan nyaman bekerja dan ingin berlama-lama di tempat kerja, sekaligus mendorong mereka terus berkomunikasi dengan sesama karyawan.
Menghemat pengeluaran
Zappos, perusahaan e-commerce milik Amazon.com, semula membolehkan customer service-nya bekerja dari rumah, tapi kini melarang karyawannya bekerja dari luar kantor.
Beberapa perusahaan non IT juga mengevaluasi kerja dari luar kantor.
Sejumlah industri yang berurusan dengan bisnis layanan kesehatan dan keuangan, bahkan punya aturan lebih keras lagi soal bekerja dari luar kantor.
Tapi banyak juga perusahaan yang membolehkan kerja dari rumah.
Aetna misalnya, 47 persen karyawannya diperbolehkan bekerja di luar kantor. Perusahaan ini menyantuni karyawannya dengan sambungan internet dan telepon.
Hasilnya, Aetna bisa menghemat 78 juta dolar AS.
Sementara Booz Allen menawari karyawannya opsi bekerja dari rumah atau mutasi ke kantor cabang.
Kebijakan ini menguntungkan karyawan, kata Christopher Carlson, pejabat bagian SDM Booz Allen, yang bekerja dari rumahnya di Florida, setelah pindah dari Washington, D.C., demi merawat orangtuanya.
"Ini membantuku mengintegrasikan pekerjaan dan kehidupan (pribadiku) sehingga sukses dalam keduanya. Dan lagi, saya bisa menghemat uang untuk bensin," kata Carlson seperti dikutip New York Times.
Saat Yahoo melarang kerja dari rumah
5 Maret 2013 06:33 WIB
Kepala Eksekutif Yahoo Marissa Mayer yang berusia 37 tahun (Reuters)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: