Ulan Ude, Rusia (ANTARA News) - Intelijen Rusia di Republik Buryatia, Siberia Timur, telah mengeluarkan hasil investigasi atas seorang wanita yang dituduh membunuh suaminya karena mendapat tekanan setelah kucing kesayangannya akan dibunuh sang suami.

Intelijen mengatakan, wanita usia 56 tahun itu dan suaminya tengah menenggak alkohol bersama-sama sebelum berdebat mengenai kucing itu.

Sang istri menginginkan merawat sebaik mungkin kucing yang didapat dari distrik Zakamensky setelah pemilik aslinya meninggal.

Namun suaminya tidak setuju dengan keinginannya sampai pada suatu kesempatan kucing itu muncul dan memicu kematahan sang suami; kucing itu akan dibantai dia memakai gagang sapu rumah mereka.

"Penjelasan wanita itu, hendak melindungi kucing dari serangan sapu itu sampai sang istri menyambar pisau di meja. Setelah itu dia menghujamkan pisau ke dada suaminya tiga kali," kata juru bicara Komite Penyelidikan.

Wanita itu dijebloskan 15 tahun di penjara apabila terbukti bersalah dalam pembunuhan itu. Ahli psikologi tengah berusaha menentukan motivasi sebenarnya dari wanita itu.

Insiden tersebut berbeda dengan seorang pemilik anjing yang membunuh sepuluh anjingnya kemudian bunuh diri sebagaimana dilaporkan AFP pada Februari 2013 di Friesen, Jerman Timur.

Pemilik anjing berusia 49 tahun itu tidak rela anjingnya diambil petugas. Dia menutup dan membanting pintu rumahanya di hadapan polisi dan pejabat yang datang. Setelah itu terdengar rentetan tembakan di dalam rumah.

Petugas keamanan bermaksud mengambil anjing yang disiksa oleh tuannya tapi justru mereka mendapati mayat anjing berikut pemiliknya. Rumah dan daerah disekitar tempat kejadian kemudian dipasangi garis polisi.

(A061)