Manila (ANTARA News) - Pemerintah Filipina memastikan laporan sebelumnya bahwa setidak-tidaknya 10 tentara kerajaan Sulu tewas dalam bentrokan dengan polisi Malaysia di Sabah, dan berharap tidak ada kekerasan serupa di Sabah.
"Kami sangat sedih mendengar laporan itu yang dipastikan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, bahwa sepuluh hingga duabelas orang Filipina dan dua warga Malaysia meninggal saat keluarga Kiram dan pengikut mereka bentrok dengan pihak berwenang Malaysia di Lahad Datu, Sabah," kata Sekretaris Komunikasi dan Perencanaan Strategis Presiden Filipina, Ramon A. Carandang.
Hal ini adalah pertama kalinya pemerintah Filipina secara terbuka mengakui kematian gerilyawan Sulu dalam bentrokan yang meletus pada Jumat pagi di Sabah, setelah kebuntuan lama antara gerilyawan dan polisi Malaysia.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Raul Hernandez, juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina hanya mengatakan, kebuntuan itu berakhir dan tiga orang Malaysia tewas dalam bentrokan itu.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Filipina masih memvalidasi laporan bahwa 10 anggota tentara kerajaan Sulu tewas.
Selain menyampaikan belasungkawa dalam pernyataan itu, Carandang juga mengatakan, ada "jendela kecil kesempatan" bahwa pemerintah Filipina melihat dan yang mereka akan gunakan untuk menyelesaikan kebuntuan Sabah secara damai, untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.
"Sekarang ada sebuah jendela kecil kesempatan untuk mencapai satu penyelesaian damai, untuk situasi di Lahad Datu, kita mengerahkan segala upaya guna merebut kesempatan itu, dan berharap bahwa keluarga Kiram dan pengikut mereka akan merebut peluang itu dengan kami, sehingga pertumpahan darah lebih lanjut dapat dihindari," demikian Carandang.
(Uu.H-AK/B002)
10 tentara Sulu tewas dalam bentrokan Sabah
2 Maret 2013 15:11 WIB
Ilustrasi- Wilayah Sabah, Malaysia.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: