Jayapura (ANTARA) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Papua mengirim sampel DNA korban kecelakaan pesawat PK-SMW ke Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri di Jakarta, pada Jumat (30/6).

"Sampel yang dibawa dua personel Dokkes Polda Papua itu berupa jaringan tubuh korban dan sampel darah keluarga sebagai pembanding," kata Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr. Nariyana kepada ANTARA di Jayapura, Jumat.

Dia mengatakan, jenazah keenam korban yang mengalami kecelakaan saat menuju Poik, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan memang tidak utuh akibat pesawat terbakar.

Tim kesulitan untuk melakukan identifikasi sehingga yang dilakukan adalah mengirim spesimen untuk dicocokkan DNA nya dengan keluarga.

Ketika ditanya proses ante mortem yang sempat terhambat karena keluarga salah satu korban belum melaporkan, dr. Nariyana menegaskan, hal itu sudah dilakukan setelah pihak maskapai Semuwa Air mendatangkan keluarga korban.

"Data ante mortem keenam jenazah sudah dilakukan dan untuk post mortem karena kondisi jenazah yang tidak bisa dilakukan pemeriksaan gigi atau sidik jari maka diambil sampel untuk pemeriksaan DNA, " kata dr. Nariyana.

Sementara terkait berapa lama pemeriksaan tersebut, Kabid Dokkes Polda Papua mengatakan paling lama pemeriksaan DNA akan berlangsung sekitar dua minggu.

Pesawat PK-SMW milik Semuwa Air, membawa empat penumpang yaitu Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), Kilimputni (20) dengan Pilot Hari Permadi dan Co Pilot Levi Murib mengalami kecelakaan saat terbang menuju Poik, Jumat (23/6).

Tim SAR gabungan pada Selasa (27/6) berhasil mengevakuasi enam jenazah korban pesawat PK-SMW yang terbakar dalam insiden tersebut.

Baca juga: Sampel korban pesawat di Poik dikirim Polda Papua ke Puslabfor

Baca juga: Terbakar, kondisi korban pesawat PK SMW di Papua sulit diidentifikasi

Baca juga: Tim DVI Polda Papua kerahkan 21 personel identifikasi jenazah korban